Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyuwangi Surplus Produksi Beras

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Predikat sebagai lumbung beras di wilayah Jatim berhasil dipertahankan Banyuwangi. Betapa tidak, jumlah produksi beras di Bumi Blambangan hingga awal September tahun ini, jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan masyarakat. Alhasil, beras made in Banyuwangi banyak yang dikirim ke daerahdaerah defisit beras, khususnya di wilayah timur Indonesia. Kepala Badan Usaha Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Subdivre) Banyuwangi, Raswan Setiawan mengatakan, target pengadaan beras di Banyuwangi pada tahun ini mencapai 82 ribu ton.

Hingga awal September ini, pengadaan beras yang sudah terealisasi mencapai 78 persen, atau sebanyak 63 ribu ton. Di sisi lain, jumlah beras yang didistribusikan Bulog ke seluruh wilayah Banyuwangi sendiri “hanya” sekitar 1.958 ton per bulan. Beras yang didistribusikan ke seantero Bumi Blambangan ini didominasi beras miskin.

Nah, lantaran jumlah beras yang mampu dipasok dari tangan petani jauh lebih besar daripada yang didistribusikan ke wilayah Banyuwangi, maka sisa pengadaan beras di seluruh Banyuwangi itu didistribusikan ke wilayah lain yang mengalami defisit beras. “Beras Banyuwangi yang kami distribusi ke wilayah lain yang defi sit beras sekitar 30 ribu ton sampai 40 ribu ton,” jelas Raswan.

Menurut Raswan, beras pengadaan yang dibeli dari para petani Banyuwangi itu, disimpan di lima unit gudang Bulog yang tersebar di seantero Bumi Blambangan. Gudang Bulog itu antara lain kompleks Gudang Ketapang I dan Ketapang II di Kecamatan Kalipuro. Selanjutnya kompleks gudang Bulog yang lain berlokasi di Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh; gudang Bulog di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng; dan gudang Bulog di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono. “Total kapasitas lima kompleks gudang Bulog tersebut mencapai 108 ribu ton,” pungkasnya. (radar)