BANYUWANGI, KOMPAS.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan dini terjadinya cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dan sekitarnya hingga Rabu (17/9/2025).
Penyebab cuaca ekstrem di Banyuwangi yakni gangguan gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer low frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.
Terkait hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi meningkatkan kewaspadaan dengan bersiaga 24 jam.
Baca juga: Ada Bibit Siklon Tropis 98W, BMKG Ungkap Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah Ini
Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto mengatakan, Banyuwangi tengah mengalami kemarau basah, yaitu hujan dengan intensitas rendah saat musim kemarau, seperti yang sering terjadi beberapa waktu belakangan.
“Ini bisa jadi pemicu terjadinya bencana hidromeorologi, seperti banjir, longsor, pohon tumbang dan angin kencang,” kata Danang, Senin (15/9/2025).
BPBD Banyuwangi telah melakukan langkah antisipasi, termasuk menyiagakan tim relawan yang siap 24 jam ketika terjadi kebencanaan.
BPBD Banyuwangi juga telah melakukan mitigasi di wilayah hutan dataran tinggi Banyuwangi dengan memberikan peringatan kepada pemilik kepentingan supaya tetap menjaga pola ruang yang tidak merusak ekosistem di wilayah hulu.
“Penting untuk mencegah terjadinya bencana banjir bandang yang sering melanda wilayah dataran rendah atau kawasan hilir,” tuturnya.
“Terutama sungai yang sering jadi langganan banjir sepeti Sungai Badeng dan sungai lainya yang ada dikota,” kata dia.
Baca juga: Banyuwangi Matangkan Persiapan Jadi Pilot Project Digitalisasi Bansos Nasional
Koordinasi demban dinas terkait untuk melakukan pemangkasan dahan pohon yang bertumbuh tinggi dan besar pun telah dilakukan untuk meminimalisasi adanya pohon tumbang akibat terjangan angin kencang.
Namun, Danang menegaskan, meski kini dilanda kemarau basah, Banyuwangi masih terpantau aman.
Hanya sedikit kejadian seperti tanah ambrol di pinggir jalan wilayah Desa Jelun, Kecamatan Licin akibat terkikis air dan pohon tumbang di Desa Bareng, Kecamatan Kabat.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini