Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Begini Hasil Penelitian Kolaborasi FIKKIA Universitas Airlangga dengan BSTF, Penyu Ditetaskan di Inkubator tanpa Pasir dalam Skala Ruang

begini-hasil-penelitian-kolaborasi-fikkia-universitas-airlangga-dengan-bstf,-penyu-ditetaskan-di-inkubator-tanpa-pasir-dalam-skala-ruang
Begini Hasil Penelitian Kolaborasi FIKKIA Universitas Airlangga dengan BSTF, Penyu Ditetaskan di Inkubator tanpa Pasir dalam Skala Ruang

radarbanyuwangi.id – Fakultas Ilmu Kedokteran Kesehatan dan Ilmu Alam Universitas Airlangga (FIKKIA Unair) kembali melakukan penelitian penyu dengan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF).

Kali ini, penelitian berfokus pada pengembangan penetasan telur penyu dengan alat inkubator buatan tanpa pasir (Intan) dalam skala ruang.

        Alat Intan Ruang atau Intan Room itu merupakan pengembangan alat penetasan telur penyu tanpa pasir (Intan box), yang diklaim pertama di dunia.

        Inovasi alat tersebut dibuat lantaran penyu sudah terancam punah. Terlebih, pemanasan global membuat suhu air laut dan suhu pasir pantai tempat penyu bertelur kian memanas.

        Peningkatan suhu itu mengakibatkan lebih banyak menetas penyu berjenis kelamin betina. Padahal di alam, perbandingan (rasio) ideal satu betina dibuahi enam ekor sampai tujuh ekor penyu jantan.

        Nah, dari penelitian sebelumnya menggunakan alat Intan Box, telur yang menetas lebih banyak jenis kelamin jantan. Ini sesuai yang diharapkan, untuk mengatasi kondisi global warming.

        Nah, untuk menampung telur penyu dalam jumlah yang lebih besar, BSTF membuat alat inkubator buatan dalam skala ruang (Intan Ruang/ Intan Room).  

        Nah, tim peneliti FIKKIA Unair kembali melakukan penelitian, dengan mengambil sampel penyu yang menetas dari alat Intan Room. Tim terdiri dari drh Ragil Angga Prastiya MSi, drh Bodhi Agustono MSi, dan drh Ratih Novita Praja MSi.

        Ragil Angga mengatakan, pihaknya meneliti metode inkubasi telur penyu di ruang tanpa media pasir, serta analisis determinasi jenis kelamin penyu berdasarkan pengukuran morfometrik dan histopatologi immature gonad.

Menurut Ragil Angga, telur-telur penyu dikumpulkan dari beberapa lokasi nesting di sekitar pantai Banyuwangi. Titik lokasi mencakup daerah seperti Pulau Santen, Pantai Sobo, Pantai Boom Marina, Pantai Mirah, dan beberapa lokasi lainnya.

Sebagian besar spesies yang diteliti adalah penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Dari total 14.252 telur yang diinkubasi, persentase keberhasilan penetasan menunjukkan variasi yang signifikan. Mulai dari 38 persen hingga ada sarang yang sukses 100 persen dengan alat tersebut.

Persentasi penetasan itu, kata Ragil, tergantung pada lokasi dan kondisi telur. Secara keseluruhan, rata-rata persentase keberhasilan penetasan mencapai 89,2 persen.

Untuk waktu inkubasi (masa penetasan) telur penyu di alat Intan Ruang rata-rata selama 57 hari.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 2

Begini Hasil Penelitian Kolaborasi FIKKIA Universitas Airlangga dengan BSTF, Penyu Ditetaskan di Inkubator tanpa Pasir dalam Skala Ruang

Sabtu, 7 Desember 2024 | 19:08 WIB


Page 3

Keberhasilan Penetasan

Tingkat keberhasilan tertinggi tercatat di beberapa lokasi yang memiliki kondisi telur baik pada saat pengumpulan, yaitu mencapai 100%. Lokasi dengan tingkat keberhasilan lebih rendah (38%) diduga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sarang alami di Pantai dan lama waktu relokasi telur yang melebihi 12 jam.

 Lama Waktu Inkubasi

Lama waktu inkubasi berkisar antara 49 hingga 63 hari, dengan rata-rata waktu inkubasi mencapai 57 hari. Variasi waktu ini mencerminkan kebutuhan pengaturan suhu kelembapan Intan Room yang menyeluruh dan merata.

 Distribusi Lokasi Sarang Alami

Telur diambil dari beberapa titik lokasi pantai yang berbeda, dengan karakteristik mikroklimat masing-masing. Data ini memberikan temuan penting tentang pengaruh lokasi nesting terhadap keberhasilan inkubasi. Belum ada data sehingga bisa dilanjutkan tentang penelitian kualitas pasir di titik sarang alami.

 Analisis dan Evaluasi

Metode inkubasi di Intan Room memberikan keuntungan utama dalam hal efisiensi ruang dan kemudahan pengamatan perkembangan telur. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal Pengendalian parameter lingkungan (suhu, kelembapan) secara konsisten dan menurunkan tingkat pembusukan atau telur yang tidak berkembang.

 Hasil Penelitian Jenis Kelamin Tukik

Penelitian ini juga mencakup upaya penentuan jenis kelamin tukik menggunakan pendekatan morfometrik dan konfirmasi histopatologi gonad. Penentuan jenis kelamin ini penting dalam rangka memahami rasio kelamin yang dihasilkan dari metode inkubasi, mengingat sex ratio pada penyu sangat dipengaruhi oleh suhu inkubasi (temperature-dependent sex determination, TSD).

  1. Parameter Morfometrik Tukik

Sebanyak 20 tukik berusia 1-3 bulan diuji dengan pengukuran parameter morfometrik berikut:

Panjang lekuk karapas, panjang kloaka, berat badan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa:

Tukik jantan memiliki panjang lekuk karapas yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan tukik betina. Tukik jantan juga menunjukkan panjang kloaka yang lebih besar dibandingkan betina. Namun, berat badan tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara tukik jantan dan betina, sehingga tidak dapat dijadikan indikator yang andal untuk menentukan jenis kelamin.

  1. Konfirmasi Histopatologi Gonad

Penentuan jenis kelamin selanjutnya dikonfirmasi melalui analisis histopatologi pada gonad tukik mati berasal dari tukik yang tidak berhasil menetas. Dari pengamatan gonad menggunakan metode histopatologi:

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.