RADARBANYUWANGI.ID – Jalur strategis Gumitir yang menghubungkan Jember–Banyuwangi direncanakan ditutup total selama dua bulan mulai 24 Juli 2025.
Penutupan ini untuk pekerjaan preservasi jalan dan jembatan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali.
Penutupan ini langsung memicu keberatan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak karena dinilai dapat “memutus nadi ekonomi” masyarakat tapal kuda.
Baca Juga: Tragedi Rinjani Berlanjut: Brasil Tuding Tim SAR Lalai dan Siap Tempuh Jalur Hukum
“Tapi kalau ditutup dua bulan, itu jalur yang sangat vital bagi masyarakat dari Jember ke Banyuwangi, itu sangat vital terutama yang dari Kalibaru sangat vital. Oleh karena itu Pemkab Banyuwangi menyampaikan kekhawatirannya kalau ditutup total,” kata Emil.
Emil menegaskan bahwa Pemprov Jatim mengusulkan skema manajemen lalu lintas buka-tutup ketimbang penutupan total.
Ia menyebut sudah meminta BBPJN meninjau opsi teknis agar lalu lintas tetap hidup, meski konsekuensinya masa konstruksi bisa lebih panjang.
Baca Juga: Ranking FIFA Indonesia ke Berapa? Malaysia Minggir, Thailand Terancam!
Dilain sisi, sistem buka-tutup diyakini menekan gangguan sosial-ekonomi, tetapi berpotensi “mengulur” target penyelesaian hingga melewati Desember 2025.
Terutama bila curah hujan tinggi memicu longsor susulan. Belum lagi menghadapi masa arus liburan Natal dan Tahun Baru 2026.
Baca Juga: Full Nganggur 2 Bulan, Puluhan Tukang Awe-awe Gumitir Gigit Jari Selama Penutupan Total Jalan Nasional Jember-Banyuwangi
Selain itu, ketika durasi kontrak melampaui tahun anggaran, addendum biaya bisa memicu pembengkakan biaya.
Di sisi lain, penutupan total memang mempercepat pekerjaan fisik. Namun memindahkan beban lalu lintas ke Pantura Situbondo, juga rawan antrean panjang.