Bogor, Jurnalnews.com – Fadli Zon meresmikan dan membuka untuk umum Museum Kujang di kawasan Kampoeng Budaya Sunda Paseban, Megamendung Kabupaten Bogor, Selasa (26/11/2024).
Kini Paseban Kampoeng Budaya Sunda tak hanya memiliki fungsi edukasi tetapi punya nilai tambah yaitu pariwisata yang akan menjadi kebanggaan masyarakat desa Megamendung Kab. Bogor dan Jawa Barat.
Megamendung sebagai Paseban punya destinasi baru, yaitu museum kujang yang selama ini dkenal sebagai kampoeng budaya sunda. Kujang sepanjang 12 meter dengan berat 1,5 ton di kerjakan oleh pengrajin keris dari Sumenep Madura didisplay tepat di tengah Paseban Kampoeng Pasundan agar wisatawan bisa menikmati pemandangan kampoeng budaya sunda diatas ketinggian lebih dari 1000 mdpl.
Fadli Zon menyebut, Paseban sekarang dilengkapi dengan fasilitas museum kujang. Museum yang itu akan menampilkan koleksi senjata khas Tatar Priangan kujang yang berusia puluhan hingga ratusan tahun lalu.
Kehadiran Museum Kujang merupakan wujud nyata dari semangat masyarakat dalam menjaga tradisi. Melalui pertunjukan seni kita melihat bagaimana budaya mampu menjadi perekat yang memperekat persatuan ditengah keberagaman.
“Ini tidak hanya museum saja tapi akan ada edukasi budaya yaitu museum kujang, ada koleksi kujang yang usianya puluhan sampai ratusan tahun dengan segala makna-maknanya mengedukasi masyarakat yang datang kesini,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan bisa diapresiasi bahwa kita terus membuat hal- hal baru yang bermanfaat untuk masyarakat,” imbuhnya.
Peresmian museum kujang di Paseban Kampoeng Pasundan bertepatan dengan hari bambu nasional diperingati setiap tanggal 26 Nopember, maka dilakukan juga penanaman 100 pohon bambu setelah dirangkai dengan peresmian museum kujang. Yayasan Bambu Indonesia dibawah asuhan Jatnika Nanggamiharja.
Museum Kujang menjadi ikon baru destinasi wisata Kampoeng Pasundan Megamendung Kabupaten Bogor itu didesain langsung oleh Ki Jatnika Nanggamiharja, sudah 25 tahun mengadvokasi konservasi bambu dan menjadikannya ekonomi handal. Namun, dalam perkembangannya, keberadaan bambu saat ini, selain persediannya menipis, potensi bambu juga belum mendapatkan perhatian penuh.
“Hambatan dalam industri bambu terkendala pada kurangnya bahan baku dan tenaga ahli. Karena, memang tidak ada sekolahnya. Sekalipun ada, (pendidikan) itu tak dekat atau bukan menjadi praktisinya,” tutur Jatnika saat memberi sambutan
Rangkaian acara peresmian museum kujang juga dimanfaatkan untuk penyerahan sertifikat kompetensi kurator keris oleh BNSP kepada Menteri Kebudayaan DR. Fadli Zon, M.Si yang diserahkan oleh Direktur LSP Perkerisan Indonesia , Agung Guntoro Wisnu , SE didampingi oleh 2 ( dua ) assesor keris KRT. H. Ilham Triadi dan Mpu Haryo Herlambang .