RADARBANYUWANGI.ID – Bandung sudah resmi dinobatkan sebagai kota termacet di Indonesia 2025 versi TomTom Traffic Index.
Namun di balik angka-angka itu, ada pola yang bisa membantu warga lebih siap menghadapi macet. Hari apa dan jam berapa sebaiknya dihindari?
Data heatmap mingguan TomTom menunjukkan tren paling konsisten yakni Jumat dan Sabtu jadi momen paling padat.
Pada dua hari ini, lalu lintas di Bandung memerah hampir sepanjang siang hingga malam.
Lonjakan kendaraan terjadi karena aktivitas warga lokal bertabrakan dengan arus wisatawan yang datang dari luar kota, terutama dari Jakarta.
Jam Sibuk Pagi: 7–9 Pagi
Untuk hari kerja, jam sibuk pagi terjadi sekitar pukul 07.00–09.00 WIB.
Rata-rata waktu tempuh 10 km pada jam sibuk pagi kini mencapai 31 menit 58 detik, dengan kecepatan rata-rata hanya 18,8 km/jam.
Ini berarti perjalanan ke kantor atau sekolah yang jaraknya 10–15 km bisa makan waktu hampir satu jam di pagi hari.
Jam Sibuk Sore: 16.00–20.00 WIB
Namun titik paling parah justru ada pada jam sibuk sore. TomTom mencatat kecepatan kendaraan di Bandung anjlok ke 14,7 km/jam pada sore hari.
Rata-rata waktu tempuh 10 km bisa membengkak menjadi 40 menit 44 detik.
Tingkat kemacetan pun melonjak hingga 81%, hampir dua kali lipat dibanding rata-rata normal.
Pola ini makin terlihat pada momen-momen libur panjang.
Page 2
TomTom memprediksi, mulai Oktober mendatang akan menjadi hari terpadat Bandung sepanjang tahun dengan estimasi congestion level 93%.
Perjalanan 10 km pada hari itu bisa tembus rata-rata 43 menit 14 detik, membuat warga dan wisatawan terjebak di jalan berjam-jam.
Waktu Paling Lengang
Meski begitu, data TomTom juga mengungkap waktu terbaik untuk berkendara di Bandung.
Rata-rata waktu tempuh tercepat tercatat pada malam hari di hari kerja, terutama Senin hingga Kamis, antara pukul 21.00–05.00 dini hari.
Pada jam ini, kecepatan rata-rata bisa naik mendekati 30 km/jam, meski tentu tidak semua orang bisa menyesuaikan jadwal aktivitasnya di jam tersebut.
Bagi warga Bandung, memahami pola ini bisa jadi strategi untuk meminimalkan stres di jalan.
Jika memungkinkan, hindari berangkat di jam puncak 7–9 pagi.
Batasi perjalanan pulang antara 4–8 sore, atau tunda hingga setelah pukul 8 malam.
Jika berwisata, pertimbangkan datang di luar Sabtu dan Jumat sore.
Memahami pola macet saja memang tak akan langsung membuat jalanan Bandung lengang.
Namun setidaknya, perencanaan yang lebih cermat bisa mengurangi waktu terbuang di kemacetan yang seolah tak berujung.
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Bandung sudah resmi dinobatkan sebagai kota termacet di Indonesia 2025 versi TomTom Traffic Index.
Namun di balik angka-angka itu, ada pola yang bisa membantu warga lebih siap menghadapi macet. Hari apa dan jam berapa sebaiknya dihindari?
Data heatmap mingguan TomTom menunjukkan tren paling konsisten yakni Jumat dan Sabtu jadi momen paling padat.
Pada dua hari ini, lalu lintas di Bandung memerah hampir sepanjang siang hingga malam.
Lonjakan kendaraan terjadi karena aktivitas warga lokal bertabrakan dengan arus wisatawan yang datang dari luar kota, terutama dari Jakarta.
Jam Sibuk Pagi: 7–9 Pagi
Untuk hari kerja, jam sibuk pagi terjadi sekitar pukul 07.00–09.00 WIB.
Rata-rata waktu tempuh 10 km pada jam sibuk pagi kini mencapai 31 menit 58 detik, dengan kecepatan rata-rata hanya 18,8 km/jam.
Ini berarti perjalanan ke kantor atau sekolah yang jaraknya 10–15 km bisa makan waktu hampir satu jam di pagi hari.
Jam Sibuk Sore: 16.00–20.00 WIB
Namun titik paling parah justru ada pada jam sibuk sore. TomTom mencatat kecepatan kendaraan di Bandung anjlok ke 14,7 km/jam pada sore hari.
Rata-rata waktu tempuh 10 km bisa membengkak menjadi 40 menit 44 detik.
Tingkat kemacetan pun melonjak hingga 81%, hampir dua kali lipat dibanding rata-rata normal.
Pola ini makin terlihat pada momen-momen libur panjang.