Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

BNPB: 1.445 KK Terdampak Banjir Dua Kelurahan di Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Jakarta (beritajatim.com) – Banjir merendam dua kelurahan di Banyuwangi, Jawa Timur pada Senin (17/10). Peristiwa tersebut terjadi pasca hujan deras mengguyur wilayah tersebut pukul 05.30 waktu setempat.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, merujuk laporan Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, banjir terjadi akibat aliran sungai terhambat material barang seperti kotoran dan juga batang pohon, sehingga air meluap hingga rumah warga di Kelurahan Sobo dan Kelurahan Pakis yang berada di wilayah Kecamatan Banyuwangi tergenang.

“Data sementara yang berhasil dihimpun hingga Senin (17/10) malam, sebanyak 1.445 Kepala Keluarga dan 1.445 unit rumah terdampak banjir dengan ketinggian muka air 20 – 50 sentimeter,” ujarnya, Selasa (18/10/2022).

Dia menambahkan, terdapat satu unit masjid ikut terendam. Belum ada laporan terkait adanya korban maupun warga yang mengungsi. Kondisi terkini, banjir mulai surut di beberapa titik.

Untuk melakukan penanganan, lanjutnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi beserta tim gabungan langsung menuju lokasi untuk melakukan asesment dan evakuasi terhadap warga terdampak.

“Dapur umum telah disediakan di Kebalenan untuk memenuhi kebutuhan bagi para warga terdampak,” katanya.

Masih menurut Muhari, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini waspada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi pada hari Selasa (18/10) dan Rabu (19/10) untuk wilayah Kabupaten Banyuwangi dan sebagian besar wilayah di Jawa Timur.

Mengingat wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dan adanya potensi terjadi cuaca ekstrem, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

“Masyarakat disekitar lereng dan dataran rendah, jika terjadi hujan leboh dari satu jam, kemudian jarak pandang 50 meter tidak terlihat, segera keluar rumah, tinggalkan tempat dan cari lokasi aman dan lebih tinggi,” ucap Suharyanto saat memimpin Rapat Koordinasi Antisipasi Cuaca Ekstrem beberapa waktu lalu. (hen/ted)


source