Banyuwangi Juga Raih Adiwiyata Mandiri
BANYUWANGI – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Banyuwangi. Kali ini, kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini berhasil memborong penghargaan tiga sekaligus, yakni Adipura, Kalpataru, dan Adiwiyata Mandiri.
Adipura adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Kalpataru merupakan penghargaan atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup.
Sementara, penghargaan Adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih, serta lingkungan yang indah. Untuk piala Adipura, Banyuwangi sudah yang kelima kalinya. Tahun 2016 lalu, Banyuwangi di bawah kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas meraih piala Adipura Buana.
Selain membawa pulang penghargaan Piala Adipura. Kabupaten ujung timur pulau Jawa ini juga membawa pulang penghargaan Adiwiyata Mandiri. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Kepala SMAN 1 Giri, Mujib; Kepala SDN 4 Penganjuran, Setyaningsih; dan Kepala SDN 2 Tampo, Kecamatan Cluring, Supriyono.
“Penyerahan piala Adipura dan Adiwiayat Mandiri baru diserahkan malam ini (tadi malam),” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi Husnul Chotimah dihubungi melalui telepon selulernya, tadi malam.
Menurut Husnul, penyerahan piala Adipura tersebut diserahkan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya kepada Bupati Abdullah Azwar Anas di Gedung Auditorium Manggala Wana Bakti, Jakarta. Penghargaan lainnya juga diterima Kelompok Nelayan Samudra Bakti (KNSB), Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo yang memperoleh penghargaan Kalpataru Kategori Penyelamat Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penghargaan diserahkan Menteri LHK Siti Nurbaya kepada ketua KNSB Ikhwan Arief pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, kemarin (2/8). Penghargaan Kalpataru kategori penyelamat lingkungan diberikan kepada kelompok masyarakat baik formal maupun informal yang berhasil melakukan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup atau pencegahan kerusakan.
“Kami sangat bersyukur, langkah yang kami lakukan endapatkan apresiasi dari Presiden. Ini jadi penyemangat bagi kami untuk terus melakukan yang terbaik,” kata Ikhwan usai menerima penghargaan.
Kelompok Nelayan Samudra Bakti sejak tahun 2008 menjadi pelopor konvervasi laut. Kelompok nelayan itu memperbaiki ekosistem laut dengan mengubah perilaku dan budaya tangkap ikan para nelayan. Saat ini, kawasan perairan Pantai Bangsring yang menjadi basis kelompok nelayan itu telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Banyuwangi.
“Kami mengubah perilaku dalam menangkap ikan, tadinya menggunakan potasium atau bom ikan menjadi lebih ramah lingkungan. Awalnya banyak yang menentang, tapi kami tidak menyerah. Kami juga menetapkan area konservasi laut seluas 15 Km di mana di area ini tidak boleh ada aktivitas penangkapan ikan,” beber Arief.
Pada 2014, mereka mendapatkan bantuan rumah apung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Rumah Apung itu kini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Di rumah apung tersebut, para wisatawan bisa diving, snorkeling, atau sekadar bermain dengan ikan-ikan hias yang ada di sana.
Nelayan setempat juga menyewakan perahu bagi wisatawan yang hendak menyeberang ke Pulau Tabuhan, sebuah pulau tak berpenghuni yang menawarkan pasir putih bersih dengan kekayaan biota laut yang menawan.
Pemkab Banyuwangi pun mendukung penuh pengembangan destinasi wisata “Bangsring Underwater”. Promosi-promosi dilakukan, termasuk melalui festival. Tamu-tamu kehormatan dari ketua Mahkamah Agung, menteri, anggota DPR, hingga kepala daerah dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia diajak mengunjungi destinasi tersebut. Infrastruktur akses ke lokasi juga akan dibenahi secara bertahap.
“Setiap bulan wisatawan yang datang sebanyak 30 sampai 70 ribu orang. Otomatis, pendapatan nelayan meningkat karena mendapatkan dua penghasilan, baik dari menangkap ikan di laut maupun wisata,” imbuh Ikhwan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang turut hadir dalam acara pemberian penghargaan, berterima kasih kepada para nelayan yang telah memberikan sumbangsih nyata terhadap masyarakat Banyuwangi.
“Ini adalah bentuk partisipasi rakyat dalam memajukan daerah. Apalah arti pemerintah tanpa peran masyarakat. Semoga penghargaan ini menjadi inspirasi bagi kelompok masyarakat lainnya untuk bersama-sama berkontribusi bagi Banyuwangi,” terang Anas.
Sesuai agenda, tiga penghargaan yang mengangkat nama Banyuwangi di kancah nasional itu akan dikirab. Agenda kirab pada Jumat pagi besok (4/8). Rombongan Bupati Anas dan para penerima penghargaan naik pesawat terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Blimbingsari.
Dari Blimbingsari, rombongan akan dikirab naik mobil dengan melewati jalan-jalan protokol Banyuwangi. (radar)