Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Buka Rute Laut BWI-Lombok

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Siapkan Dua Kapal, Beroperasi sebelum 31 Desember 2015

KALIPURO –  Pelabuhan lndonesia (Pelindo) III Tanjung Wangi dan PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP menjajaki pembukaan rute pelayaran baru, dari Banyuwangi ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ditargetkan, rute laut Banyuwangi-Lombok NTB tersebut mulai beroperasi sebelum tanggal 31 Desember 2015 ini.

General Manajer PT. Pelindo III Tanjung Wangi, Bangun Swastanto. menuturkan rencananya ada dua kapal jenis roro yang dioperasikan, yakni kapal milik PT. Gelora Kaltim dan kapal PT. ASDP. Bangun menambahkan, ASDP sudah bersedia menarik satu kapal yang selama ini beroperasi di Pelabuhan Merak.

Masing-masing satu kapal akan ditempatkan di Pelabuhan Tanjung Wangi dan Pelabuhan ASDP Ketapang. “Target, sebelum 31 Desember 2015 rute pelayaran Banyuwangi-NTB sudah dibuka,” tuturnya. Rute pelayaran ke Lombok perlu dibuka demi menghemat waktu perjalanan, mengingat selama ini banyak komoditas barang yang dikirim dari Pulau Jawa ke lndonesia Timur melalui jalur laut.

Sementara itu, perjalanan ke NTB membutuhkan waktu lama karena harus menyeberangi Selat Bali selama satu jam. Perjalanan darat di Pulau Bali kurang lebih memakan waktu 3-4 jam, lalu menyeberangi Selat Lombok selama 5 jam. Kalau sudah ada kapal yang beroperasi, rute laut dari Banyuwangi-Lombok sejauh 152 mil hanya ditempuh dengan waktu 10 jam.

Kalau lewat darat bisa 12 jam lebih,” tambahnya.  Tidak hanya itu, selain menghemat waktu tempuh, diharapkan juga bisa menghemat biaya operasional para pengguna jasa. ‘Ini juga untuk menekan biaya operasional para pengguna jasa.

Jika biasanya dari Pulau Jawa menuju Lombok butuh biaya di atas Rp 11 juta. Kalau ada rute baru biaya yang diperlukan hanya Rp 11 juta,” terang Bangun.  Bangun menambahkan, pembukaan rute laut baru itu juga untuk mengurai antrean yang diprediksi terjadi pada awal Januari 2016.

Sebab, pada 31 Desember 2015 seluruh kapal jenis landing craft tank (LCT) di Pelabuhan LCM Ketapang dan Gilimanuk sudah tidak boleh lagi mengangkut barang dan penumpang. “Ini juga untuk  mengantisipasi mengurai kemacetan apabila LCT sudah dilarang. Makanya sebelum akhir Desember, rute Banyuwangi-Lombok harus beroperasi,” kata Bangun.  

Meski difokuskan melayani truk besar, kapal roro rute Banyuwangi-Lombok NTB itu juga bisa ditumpangi penumpang pejalan kaki. Dari segi biaya juga dirasa lebih murah dibandingkan dengan menggunakan jalur darat melewati Pulau Bali.

Biaya satu penumpang hanya Rp 200 ribu. Dengan uang segitu, para pengguna jasa sudah bisa menuju lombok dengan jalur laut. “Kalau lewat darat ya bisa lebih dari Rp 200 ribu. Kalau ini sudah dibuka, para sopir juga bisa istirahat di dalam kapal selama pelayaran. Bahan bakar mereka juga bisa dihemat,” jelasnya.  

Sementara itu, sampai saat ini pihak Pelindo III Tanjung Wangi dengan PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP Ketapang mah belum memastikan tanggal rute laut Banyuwangi-Lombok itu mulai beroperasi. Yang pasti, rute laut Banyuwangi-Lombok beroperasi sebelum 31 Desember.

Pada tanggal 4 November mendatang PT. Pelindo III Tanjung Wangi dengan PT. Indonesia Ferry (Persero) Ketapang dan pihak-pihak terkait akan merapatkan teknis rute pelayaran Banyuwangi- Lombok tersebut. Manajer Operasional PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP Ketapang, Wahyudi Susianto, membenarkan bahwa akan ada rute pelayaran langsung dari Banyuwangi ke Lombok.

Pihak ASDP juga telah menyiapkan satu kapal miliknya, yakni Port Link VII, untuk melayani jalur pelayaran dari Banyuwangi ke Lombok itu. “Kami sudah sampaikan kepada pihak direksi. Sekarang masih dievaluasi oleh pihak direksi terkait potensi-potensi bisnisnya,” jelas Wahyudi. (radar)