detik.com
Macet hingga 40 km di jalur Situbondo-Banyuwangi imbas keterbatasan operasional kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk memantik protes masyarakat. Gubernur Jatim Kofifah Indar Parawansa pun meminta penambahan kapal.
Meski operasional 15 kapal telah kembali, permintaan Gubernur Jatim langsung kepada Kementerian Perhubungan RI belum dibatalkan. Menanggapi hal itu, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdab) menilai permintaan itu patut dikaji ulang.
Rahmatika, Ketua Bidang Tarif dan Usaha DPP Gapasdap menyatakan kemacetan yang terjadi di Ketapang bisa diatasi dengan revitalisasi dermaga lantaran bukan kekurangan kapal yang menjadi masalah utama, melainkan keterbatasan jumlah dermaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebanyak 56 kapal yang ada saat ini hanya bisa dioperasikan 28 kapal karena keterbatasan dermaga. Bila penambahan kapal tetap dilakukan, hal itu hanya akan menambah deretan kapal-kapal yang menganggur karena tidak memiliki tempat sandaran (dermaga). Artinya, penambahan kapal bukan berarti menambah kapasitas muat atau daya angkut tapi malah menimbulkan antrian panjang operasional kapal karena kekurangan dermaga,” tegas Rahmatika, Senin (28/7/2025).
Alumni Magister Transport ITS Surabaya yang sekaligus menjabat sebagai salah satu pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu menyarankan agar yang ditambah bukan kapal, melainkan dermaga.
Menurutnya, minimal dua pasang atau maksimal lima pasang dermaga untuk mengoptimalkan operasional jumlah kapal. Dengan 3 pasang dermaga yang beroperasi saat ini ada 12 kapal yang dapat ditampung. Ia menyebut, ada 28 kapal yang masih menganggur dan seharusnya dapat dioptimalkan.
“Ngapain tambah kapal? Ekonomi kita masih sulit,” ungkapnya.
Rahmatika menambahkan dengan skema penambahan dermaga diperkirakan dapat mengantisipasi 50 persen tambahan demand kendaraan sekaligus antisipasi dermaga-dermaga yang mulai banyak rusak dan dibukanya jalan tol Probowangi.
Saat ini, kondisi kemacetan yang berada di jalur Pantura menuju Ketapang telah dapat diurai dengan operasional kapal yang ada dan kemacetan saat ini 0 kilometer.
“Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur tidak perlu panik dan harus mengamati kondisi lapangan yang saat ini kapal-kapal di LCT sudah dioperasikan semuanya dan bahkan sudah bisa mengantisipasi kemacetan panjang sehingga antrian sampai pada hari Minggu malam sudah 0 meter,” tutup Rahmatika.
Permintaan Gubernur Jatim Kofifah Indar Parawansa menyusul terjadinya kemacetan panjang akibat dihentikannya 15 kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) yang sudah beroperasi puluhan tahun di lintasan Ketapang-Gilimanuk.

(dpe/abq)