BANYUWANGI, KOMPAS.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Banyuwangi memberikan bekal keahlian kepada warga binaannya sebelum mereka bebas dan kembali ke masyarakat.
Salah satu program yang dijalankan adalah keterampilan mengelola lahan pertanian, yang saat ini diikuti lima warga binaan, yaitu DP yang terlibat dalam kasus penggelapan, serta HD, AH, IM, dan AN yang terlibat dalam kasus perlindungan anak.
Setiap hari, kelima warga binaan yang telah mendapatkan rekomendasi dari sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) tersebut bekerja dari pukul 08.00 hingga 16.00 untuk mengelola lahan yang merupakan hibah dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Baca juga: Potong 17 Hewan Kurban, Napi Lapas Banyuwangi Gembira Nyate Bersama
“Menjelang panen, bisa sampai pukul 18.00 untuk mencegah hama burung,” ungkap Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, saat panen padi program Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Banyuwangi di Kelurahan Pakis, Selasa (10/6/2025).
Wayan menjelaskan bahwa para warga binaan telah memenuhi syarat ikut program ini, yaitu telah menjalani setengah dari masa pidananya, berkelakuan baik, tidak pernah melanggar aturan tata tertib, serta bersedia melaksanakan permintaan penelitian masyarakat (litmas).
Lahan seluas dua hektar yang dikelola adalah jenis padi Impari 32, yang dipilih karena perawatannya yang mudah dan kemampuannya untuk menyesuaikan dengan kondisi tanah berpasir.
Pemilihan benih padi ini juga telah dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi untuk memastikan hasil panen yang maksimal.
“Penanaman pertama dilakukan pada 27 Februari 2025 dan hari ini genap 4 bulan. Diperkirakan hasil panen mencapai 6-7 ton gabah kering,” tandasnya.
Baca juga: Penjelasan Pemprov Sumut soal Sewa Pesawat Garuda untuk Pindahkan Napi ke Nusakambangan
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur (Kakanwil Ditjenpas Jatim), Kadiyono, memberikan apresiasi atas keberhasilan Lapas Banyuwangi melaksanakan panen raya padi kali ini.
Ia menekankan bahwa tidak semua Lapas maupun Rutan di Indonesia memiliki program SAE yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
“Kami berharap pengelolaan lahan SAE ini nantinya terus dikembangkan menjadi sarana asimilasi dan edukasi yang bisa menghasilkan atau bermanfaat secara berkelanjutan, baik bagi warga binaan, petugas, maupun masyarakat,” harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.