Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

ChatGPT Bakal Punya Browser Sendiri? Ini Rencana Gila OpenAI

chatgpt-bakal-punya-browser-sendiri?-ini-rencana-gila-openai
ChatGPT Bakal Punya Browser Sendiri? Ini Rencana Gila OpenAI

RadarBanyuwangi.id – Perusahaan teknologi OpenAI, yang dikenal luas lewat platform ChatGPT, menyatakan ketertarikannya untuk membeli aplikasi mesin pencarian Google Chrome apabila raksasa teknologi tersebut memutuskan untuk menjualnya.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah persidangan penting yang tengah membahas kasus monopoli yang menjerat Google di Amerika Serikat.

Pernyataan tersebut berasal dari salah satu eksekutif OpenAI, Nick Turley, yang menjadi saksi dalam persidangan terkait dugaan praktik monopoli layanan pencarian daring oleh Google.

Baca Juga: Fachri Albar Kembali Ditangkap Terkait Kasus Narkoba: Film Pengabdi Setan: Origin dan Love Therapy Gagal Tayang?

Kasus hukum ini bermula dari putusan Hakim Amit Mehta pada tahun lalu yang mendukung usulan Departemen Kehakiman AS agar Google melepaskan Chrome sebagai solusi untuk mengurangi dominasi perusahaan dalam industri mesin pencari.

Persidangan resmi dimulai pada Senin (21/4), dan Google telah menyatakan niatnya untuk mengajukan banding atas putusan tersebut.

Namun, dalam proses hukum yang berjalan, berbagai kemungkinan, termasuk pelepasan aset, mulai dipertimbangkan secara terbuka.

Baca Juga: Haas Gagal Raih Poin di Jeddah, Strategi Berani Ocon Tak Berbuah Manis

Nick Turley mengungkapkan bahwa OpenAI sebenarnya telah menghubungi Google sejak tahun lalu, dengan tujuan membentuk kemitraan teknologi pencarian.

Harapannya, teknologi pencarian Google dapat diintegrasikan dengan ChatGPT demi menghadirkan hasil pencarian yang lebih berkualitas dan relevan bagi pengguna.

Namun, Google menolak tawaran tersebut, dan hingga kini kedua perusahaan tidak menjalin kemitraan resmi.

Baca Juga: Ditangkap Kasus Narkotika, Aktor Fachri Albar Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Dokkes Polres Metro Jakarta Barat

Saat ini, ChatGPT masih mengandalkan layanan pencarian Bing, milik Microsoft, sebagai mitra utamanya.

Meski begitu, pihak OpenAI menyebutkan bahwa terdapat sejumlah masalah kualitas dalam hasil pencarian dari Bing yang berdampak pada produk akhir mereka.


Page 2

Dalam pernyataan resmi yang diajukan di pengadilan, OpenAI menyebut bahwa dukungan API dari Google akan memberikan nilai tambah signifikan bagi kualitas layanan pencarian di ChatGPT.

Karena tidak berhasil menjalin kemitraan dengan Google, OpenAI kini memilih untuk mengembangkan indeks pencariannya sendiri.

Awalnya, perusahaan menargetkan bahwa 80 persen pencarian ChatGPT akan menggunakan indeks milik mereka sendiri pada akhir 2025.

Baca Juga: Karyawan BUMD Asal Situbondo Ditemukan Meninggal Dunia di Kamar Kos Tukangkayu Banyuwangi

Namun, Turley menyebut bahwa target tersebut kemungkinan besar akan molor karena kompleksitas teknis dan kebutuhan sumber daya yang tinggi, sehingga butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Minat OpenAI terhadap Chrome menunjukkan bahwa aset digital strategis seperti browser dan mesin pencari kini menjadi rebutan di tengah transformasi teknologi global.

Jika Google dipaksa melepas Chrome sebagai bagian dari sanksi antimonopoli, OpenAI berpotensi menjadi salah satu calon pembeli paling serius.

Baca Juga: 150 Orang Sudah Pesan Tiket Kapal Cepat Banyuwangi–Denpasar, Kapasitas KM Expresss Bahari 1F Ternyata Mencapai Ratusan

Perkembangan ini menunjukkan bahwa kompetisi antara raksasa teknologi semakin tajam, dengan pemain-pemain baru seperti OpenAI yang siap mengambil peran lebih besar dalam membentuk masa depan pencarian daring. (*)


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Perusahaan teknologi OpenAI, yang dikenal luas lewat platform ChatGPT, menyatakan ketertarikannya untuk membeli aplikasi mesin pencarian Google Chrome apabila raksasa teknologi tersebut memutuskan untuk menjualnya.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah persidangan penting yang tengah membahas kasus monopoli yang menjerat Google di Amerika Serikat.

Pernyataan tersebut berasal dari salah satu eksekutif OpenAI, Nick Turley, yang menjadi saksi dalam persidangan terkait dugaan praktik monopoli layanan pencarian daring oleh Google.

Baca Juga: Fachri Albar Kembali Ditangkap Terkait Kasus Narkoba: Film Pengabdi Setan: Origin dan Love Therapy Gagal Tayang?

Kasus hukum ini bermula dari putusan Hakim Amit Mehta pada tahun lalu yang mendukung usulan Departemen Kehakiman AS agar Google melepaskan Chrome sebagai solusi untuk mengurangi dominasi perusahaan dalam industri mesin pencari.

Persidangan resmi dimulai pada Senin (21/4), dan Google telah menyatakan niatnya untuk mengajukan banding atas putusan tersebut.

Namun, dalam proses hukum yang berjalan, berbagai kemungkinan, termasuk pelepasan aset, mulai dipertimbangkan secara terbuka.

Baca Juga: Haas Gagal Raih Poin di Jeddah, Strategi Berani Ocon Tak Berbuah Manis

Nick Turley mengungkapkan bahwa OpenAI sebenarnya telah menghubungi Google sejak tahun lalu, dengan tujuan membentuk kemitraan teknologi pencarian.

Harapannya, teknologi pencarian Google dapat diintegrasikan dengan ChatGPT demi menghadirkan hasil pencarian yang lebih berkualitas dan relevan bagi pengguna.

Namun, Google menolak tawaran tersebut, dan hingga kini kedua perusahaan tidak menjalin kemitraan resmi.

Baca Juga: Ditangkap Kasus Narkotika, Aktor Fachri Albar Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Dokkes Polres Metro Jakarta Barat

Saat ini, ChatGPT masih mengandalkan layanan pencarian Bing, milik Microsoft, sebagai mitra utamanya.

Meski begitu, pihak OpenAI menyebutkan bahwa terdapat sejumlah masalah kualitas dalam hasil pencarian dari Bing yang berdampak pada produk akhir mereka.