KOMPAS.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi, telah merampungkan proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih.
Komisioner KPU Banyuwangi Moh. Qowim mengatakan, coklit untuk Pilkada Banyuwangi sudah rampung seluruhnya alias selesai 100 persen.
Menariknya, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menjadi peserta terakhir yang dicoklit oleh petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih).
Baca juga: Terbukti Menggunakan Joki, 1 Pantarlih Pilkada 2024 di Sumenep Diganti
Proses pencoklitan dilakukan Pantarlih dengan didampingi langsung Komisioner KPU di Lingkungan Baluk, Kelurahan Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi.
“Ini ditandai dengan pemutakhiran data pemilih yang dilakukan pada keluarga Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Selasa (23/7/2024) sore,” kata Qowim, Kamis (25/7/2024).
Menurut Qowim, coklit data terakhir kepada Ipuk bukan tanpa alasan. Selain karena kesibukan sebagai bupati, juga bersamaan dengan kegiatan Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI).
“Beliau menyempatkan diri di tengah kesibukan acara Tour de Banyuwangi Ijen. Sebelumnya beliau juga lagi beribadah di tanah suci Mekkah. Alhamdulilah sore tadi sudah selesai,” ungkap Qowim.
Baca juga: Pantarlih di Sumenep Diduga Gunakan Joki Coklit Data Pemilih Pilkada 2024, KPU Turun Tangan
Dalam proses coklit di rumah Bupati Banyuwangi itu, KPU juga menerima tambahan data pemilih yakni anak Bupati Ipuk yang kini sudah cukup umur untuk memberikan suara dalam Pilkada 2024.
“Karena sudah berusia 17 tahun. Ini pertama kali ikut serta dalam pesta demokrasi sebagai pemilih pemula,” ujar Qowim.
Qowim menjelaskan Ipuk bersama keluarga terdaftar di tempat pemungutan suara (TPS) 03 Kebalenan. Ipuk akan menyalurkan hak suaranya di TPS terdekat dari kediamannya.
Dengan berakhirnya proses coklit data tersebut, KPU Banyuwangi menyampaikan jumlah orang yang sudah dilakukan Coklit sebanyak 1.361.025 pemilih.
Baca juga: Ada Pantarlih Pakai Joki Saat Coklit, Langsung Dipecat KPU Kota Tangerang
“Proses coklit ini merupakan bagian dari upaya KPU Banyuwangi untuk memastikan bahwa data pemilih akurat dan terbaru,” jelasnya.
Prose coklit menurut Qowim penting dan wajib dilakukan untuk menghindari data ganda atau pemilih yang tidak valid.
“Setelah ini Pantarlih dan PPS melakukan penelitian kembali selama satu minggu ini sebelum diunggah sebagai data pemilih sementara (DPS),” tandas Qowim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.