GLAGAH – Dari PG Glenmore, rombongan Dahlan di agendakan mengunjungi Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Hingga berita ini ditulis (pukul 22.10), warga masih setia menunggu kedatangan Dahlan Iskan. Sejak sore, ribuan warga sudah menunggu di pinggir jalan. Sesuai agenda, menteri yang biasa mengenakan ke meja putih itu datang untuk menghadiri acara bertajuk ”10.000 Cangkir Kopai Kemiren Bersama Dahlan Iskan”.
Untuk menyambut kedatangan Dahlan Iskan, setiap rumah yang berlokasi di tepi jalan Desa Kemiren mengeluarkan meja kayu khas Kemiren. Di atas setiap meja kayu itu di letakkan satu teko kopi dan cangkir khas Desa Kemiren. Cangkir khas Kemiren saat ini sudah tidak ada di pasaran. ”Melalui kegiatan 10.000 Cangkir Kopai Kemiren Bersama Dahlan Iskan, kami ingin memperkenalkan kopi Kemiren mewakili kopi Banyuwangi,” kata Iwan Subekti, salah satu tokoh masyarakat Kemiren.
Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi tadi malam, de ngan di gelarnya acara tersebut, Desa Kemiren berubah men jadi lautan kopi. Betapa ti dak, masyarakat setempat menyuguhkan ribuan cangkir kopi kepada siapa pun yang datang ke desa adat Banyuwangi ter se but tanpa harus membayar alias gratis. Ribuan cangkir kopi itu dihidangkan di atas meja kayu khas Kemiren, mulai ujung timur hingga ujung barat Desa Kemiren
Uniknya lagi, setiap meja di lengkapi obor. Kontan, tadi ma lam sepanjang jalan Desa Ke miren dipadati ribuan warga. Bukan hanya berasal dari Desa Kemiren dan sekitarnya, tidak sedikit pula yang datang dari pusat Kota Banyuwangi. Bahkan, sejumlah warga luar kotapun menyempatkan diri mengunjungi desa yang dikenal dengan keramahan warganya tersebut. “Ini kegiatan yang sangat menarik. Jarang dijumpai warga yang ngopi bersama hingga ribuan orang seperti ini,” ujar Reny, 27, warga Rogojampi.
Uniknya lagi, tua, muda, laki-laki, dan perempuan, yang membaur memadati sepanjang Desa Kemiren itu dipersilakan meminum kopi secara gratis. Di atas meja juga dihidangkan makanan tradisional, misalnya rengginang, keripik gadung, dan lain-lain. Tradisi menyuguhkan kopi kepada setiap warga yang berkunjung ke Desa Kemiren itu dilakukan sebagai wujud keramahan warga setempat. Ya, warga Desa Kemiren selalu berusaha menyuguhkan hidangan terbaik yang mereka miliki.
Salah satu hidangan terbaik yang mereka miliki adalah kopi khas Kemiren. Masyarakat se tempat menyebut kopi tradisional itu dengan istilah kopai Kemiren. Kopi tersebut di sangrai secara tradisional. Agar kematangan kopi merata, jumlah kopi yang disangrai hanya sebanyak enam ons setiap satu kali sangrai. Sementara itu, selain menggelar acara minum kopi bersama, masyarakat Desa Kemiren juga menggelar stan bazar maka nan tradisional. Ada yang menjajakan lupis, rusak buah, rujak lontong, dan lain-lain. (radar)