Radarbanyuwangi.id – Sementara itu, operasi pasar murah di Pasar Sempu, Desa/Kecamatan Sempu, ternyata tidak sepenuhnya mendapat tanggapan positif dari warga sekitar.
Mereka menilai operasi pasar murah yang digelar Pemkab Banyuwangi ini kurang tepat sasaran.
Dalam operasi pasar murah ini, banyak warga yang tinggal di Desa Sempu malah tidak mendapat bagian. Sebab, banyak diserbu dari luar desa.
“Harusnya warga sini (Desa Sempu) yang diutamakan dulu,” cetus Sulastri, 42, warga Desa/Kecamatan Sempu.
Menurut Sulastri, sebagian besar pembeli pada operasi pasar murah itu bukan warga sekitar Pasar Sempu. Orang yang antre, warga sekitar malah bias dihitung jari.
“Orang warga sini yang ikut mengantri, hanya beberapa yang aku kenal, lainnya itu orang luar,” katanya.
Baca Juga: Operasi Pasar Murah di Pasar Sempu Banyuwangi Diserbu Kalangan Ibu Rumah Tangga
Apa yang disampaikan Sulastri itu seperti benar. Hariyati, 49, asal Desa/Kecamatan Songgon yang datang dan antre mengaku selalu datang di setiap operasi pasar murah.
“Saya juga dating saat ada operasi pasar murah di Maron (Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng,” ucapnya.
Menurut Hariyati, selama stok bahan pada operasi pasar murah masih tersedia, masyarakat dari mana saja berhak untuk datang dan membeli, tidak harus warga sekitar.
“Saya antri dan beli, petugas juga tidak melarang warga luar desa membeli bahan pokok di sini,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop-UMP) Nanien Oktavianti mengungkapkan, pelaksanaan operasi pasar murah kemarin itu digelar di dua titik, yaitu di Pasar Banyuwangi dan Pasar Sempu.
“Di setiap titik operasi pasar murah menyediakan tiga ton beras dalam kemasan lima kilogram, minyak liter sekitar 13 dus yang berisi 12 liter, dan gula sekitar 2,5 kuintal,” terangnya.
Pelaksanaan operasi pasar murah itu, terang dia, dilakukan untuk menekan laju inflasi sekaligus menyediakan bahan pokok bagi masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau.
Page 2
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Sementara itu, operasi pasar murah di Pasar Sempu, Desa/Kecamatan Sempu, ternyata tidak sepenuhnya mendapat tanggapan positif dari warga sekitar.
Mereka menilai operasi pasar murah yang digelar Pemkab Banyuwangi ini kurang tepat sasaran.
Dalam operasi pasar murah ini, banyak warga yang tinggal di Desa Sempu malah tidak mendapat bagian. Sebab, banyak diserbu dari luar desa.
“Harusnya warga sini (Desa Sempu) yang diutamakan dulu,” cetus Sulastri, 42, warga Desa/Kecamatan Sempu.
Menurut Sulastri, sebagian besar pembeli pada operasi pasar murah itu bukan warga sekitar Pasar Sempu. Orang yang antre, warga sekitar malah bias dihitung jari.
“Orang warga sini yang ikut mengantri, hanya beberapa yang aku kenal, lainnya itu orang luar,” katanya.
Baca Juga: Operasi Pasar Murah di Pasar Sempu Banyuwangi Diserbu Kalangan Ibu Rumah Tangga
Apa yang disampaikan Sulastri itu seperti benar. Hariyati, 49, asal Desa/Kecamatan Songgon yang datang dan antre mengaku selalu datang di setiap operasi pasar murah.
“Saya juga dating saat ada operasi pasar murah di Maron (Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng,” ucapnya.
Menurut Hariyati, selama stok bahan pada operasi pasar murah masih tersedia, masyarakat dari mana saja berhak untuk datang dan membeli, tidak harus warga sekitar.
“Saya antri dan beli, petugas juga tidak melarang warga luar desa membeli bahan pokok di sini,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop-UMP) Nanien Oktavianti mengungkapkan, pelaksanaan operasi pasar murah kemarin itu digelar di dua titik, yaitu di Pasar Banyuwangi dan Pasar Sempu.
“Di setiap titik operasi pasar murah menyediakan tiga ton beras dalam kemasan lima kilogram, minyak liter sekitar 13 dus yang berisi 12 liter, dan gula sekitar 2,5 kuintal,” terangnya.
Pelaksanaan operasi pasar murah itu, terang dia, dilakukan untuk menekan laju inflasi sekaligus menyediakan bahan pokok bagi masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau.