Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Didera Penyakit Gagal Ginjal, Kepala Dispertan Banyuwangi Arief Setiawan Pergi untuk Selamanya

didera-penyakit-gagal-ginjal,-kepala-dispertan-banyuwangi-arief-setiawan-pergi-untuk-selamanya
Didera Penyakit Gagal Ginjal, Kepala Dispertan Banyuwangi Arief Setiawan Pergi untuk Selamanya

RadarBanyuwangi.id – Pemkab Banyuwangi berduka. Salah satu aparatur sipil negara (ASN) terbaiknya, Arief Setiawan, pergi untuk selamanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi itu tutup usia pada Kamis (9/1) pukul 02.30. Bapak tiga anak itu meninggal di usia 60 tahun setelah didera penyakit gagal ginjal. 

Deretan karangan bunga berjejer di depan rumah duka yang beralamat di Jalan Tunggul Ametung, Kelurahan Kebalanen, Banyuwangi.

Ucapan duka datang dari berbagai kolega, teman, dan rekan-rekan almarhum semasa masih hidup. Bupati Ipuk Fiestiandani juga mengirimkan karangan bunga sebagai ungkapan dukacita.

Ipuk bersama sejumlah kepala SKPD ikut melayat ke rumah duka bersama ribuan orang. Pejabat nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi ikut mengantar jenazah Arief ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lingkungan Baluk, Kelurahan Kebalenan.

Jarak rumah Bupati Ipuk dengan kediaman almarhum memang tidak terlalu jauh, sekitar 500 meter. Begitu juga dengan tempat pemakaman, lokasinya sangat dekat dengan rumah duka maupun kediaman Bupati Ipuk.

Sebelum meninggalkan makam, Ipuk menaburkan bunga di makam anak buahnya itu. Tabur bunga dilanjutkan para pejabat dan pegawai di lingkungan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi.

”Semoga amal perbuatan almarhum Pak Arief Setiawan diterima di sisi Allah SWT. Demikian juga dengan keluarga yang ditinggal tetap diberi ketabahan,” ujar Ipuk yang pagi itu mengenakan pakaian warna hitam didampingi Kepala Dinas Sosial-PPKB Henik Setyorini.

Arief meninggal dunia pada usia 60 tahun. Dia dikenal sebagai sosok pekerja keras dan disiplin. Seabrek prestasi ikut melambungkan nama Pemkab Banyuwangi ke kancah nasional.

Ketika menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Arief berhasil mempersembahkan Piala  Adipura setelah 17 tahun Banyuwangi puasa penghargaan bergengsi di bidang kebersihan dan pengelolaan lingkungan tersebut.

”Pak Arief orang baik. Dia teman baik saya di Pemkab Banyuwangi ketika masih sama-sama lajang. Bapaknya Pak Arief adalah pejabat penting Pemkab Banyuwangi di era Bupati Harwin Wasisto tahun 1988–1991. Namanya Pak Mawari yang menjabat sebagai Kabag Kepegawaian kala itu,” kenang Abdul Kadir, mantan Wakil Bupati Banyuwangi sekaligus mantan Kepala Perizinan Banyuwangi.

Kadir ikut hadir dalam pemakaman Arief Setiawan. Bahkan, dialah yang membopong jenazah ketika diturunkan ke liang lahat. Saking akrabnya, pertemanan Kadir dan Arif seperti ikatan keluarga. Apalagi istri Kadir, Nunuk Sri Rahayu, juga teman baik istri almarhum Arief Setiawan.

”Kami merasa kehilangan dengan kepergian Pak Arief. Beliau memang sakit gagal ginjal. Yang saya herankan, dalam kondiksi sakit, Pak Arief masih ngantor di kantor Dispertan,” ungkap Kadir.

Diceritakan Kadir, sebelum meninggal pada Kamis dini hari, Arief sempat mengeluh sakit. Maklum, dua kali sepekan, almarhum harus cuci darah di RSUD Blambangan. Tubuhnya mendadak dingin, wajahnya pucat.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 2

”Sebelum meninggal Pak Arief sempat salat tahajud. Ibadahnya memang cukup kuat. Almarhum rutin salat malam. Saya tahu persis karena Pak Arief teman lama,” ujarnya.

Diungkapkan Kadir, sebelum diangkat menjadi pegawai negeri, Arief mengukir karir dari bawah. Almarhum mengawali bekerja sebagai THL di Dinas Kimpraswil sebagai pengawas pekerja pengaspalan jalan.

Karirnya semakin meroket setelah menjabat Camat Glenmore, Kabag Humas, Kabag Pemerintahan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, DKP, Asisten Pemerintahan dan Kesra.

”Setelah berpindah-pindah tugas, Pak Arief kembali dipercaya untuk menempati posisi Kepala Dispertan lagi. Kalau tidak salah masa purnatugas akan habis tahun ini,” kata Kadir.

Belasungkawa mendalam juga diungkapkan oleh dr Purwanto, dokter yang berdinas di Puskesmas Paspan.  Dia mengenal sosok almarhum sejak menjabat sebagai Kepala DKP Banyuwangi.

Memori Purwanto belum hilang dengan kebaikan sosok Arief Setyawan. Kala itu, Purwanto mendatangkan Prof Anton Sarjiya dari LIPI (sekarang BRIN) untuk melatih semua PPL Pertanian Banyuwangi.

”Materi pelatihan tentang pembuatan pupuk organik hayati (POH) cair yang dilaksanakan Disperta Banyuwangi bekerja sama dengan LIPI. Ada juga bantuan peralatan mesin untuk POH LIPI. Kegiatan ini juga melibatkan Pak Arief,” kenang Purwanto. (aif/c1)

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Pemkab Banyuwangi berduka. Salah satu aparatur sipil negara (ASN) terbaiknya, Arief Setiawan, pergi untuk selamanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi itu tutup usia pada Kamis (9/1) pukul 02.30. Bapak tiga anak itu meninggal di usia 60 tahun setelah didera penyakit gagal ginjal. 

Deretan karangan bunga berjejer di depan rumah duka yang beralamat di Jalan Tunggul Ametung, Kelurahan Kebalanen, Banyuwangi.

Ucapan duka datang dari berbagai kolega, teman, dan rekan-rekan almarhum semasa masih hidup. Bupati Ipuk Fiestiandani juga mengirimkan karangan bunga sebagai ungkapan dukacita.

Ipuk bersama sejumlah kepala SKPD ikut melayat ke rumah duka bersama ribuan orang. Pejabat nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi ikut mengantar jenazah Arief ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lingkungan Baluk, Kelurahan Kebalenan.

Jarak rumah Bupati Ipuk dengan kediaman almarhum memang tidak terlalu jauh, sekitar 500 meter. Begitu juga dengan tempat pemakaman, lokasinya sangat dekat dengan rumah duka maupun kediaman Bupati Ipuk.

Sebelum meninggalkan makam, Ipuk menaburkan bunga di makam anak buahnya itu. Tabur bunga dilanjutkan para pejabat dan pegawai di lingkungan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi.

”Semoga amal perbuatan almarhum Pak Arief Setiawan diterima di sisi Allah SWT. Demikian juga dengan keluarga yang ditinggal tetap diberi ketabahan,” ujar Ipuk yang pagi itu mengenakan pakaian warna hitam didampingi Kepala Dinas Sosial-PPKB Henik Setyorini.

Arief meninggal dunia pada usia 60 tahun. Dia dikenal sebagai sosok pekerja keras dan disiplin. Seabrek prestasi ikut melambungkan nama Pemkab Banyuwangi ke kancah nasional.

Ketika menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Arief berhasil mempersembahkan Piala  Adipura setelah 17 tahun Banyuwangi puasa penghargaan bergengsi di bidang kebersihan dan pengelolaan lingkungan tersebut.

”Pak Arief orang baik. Dia teman baik saya di Pemkab Banyuwangi ketika masih sama-sama lajang. Bapaknya Pak Arief adalah pejabat penting Pemkab Banyuwangi di era Bupati Harwin Wasisto tahun 1988–1991. Namanya Pak Mawari yang menjabat sebagai Kabag Kepegawaian kala itu,” kenang Abdul Kadir, mantan Wakil Bupati Banyuwangi sekaligus mantan Kepala Perizinan Banyuwangi.

Kadir ikut hadir dalam pemakaman Arief Setiawan. Bahkan, dialah yang membopong jenazah ketika diturunkan ke liang lahat. Saking akrabnya, pertemanan Kadir dan Arif seperti ikatan keluarga. Apalagi istri Kadir, Nunuk Sri Rahayu, juga teman baik istri almarhum Arief Setiawan.

”Kami merasa kehilangan dengan kepergian Pak Arief. Beliau memang sakit gagal ginjal. Yang saya herankan, dalam kondiksi sakit, Pak Arief masih ngantor di kantor Dispertan,” ungkap Kadir.

Diceritakan Kadir, sebelum meninggal pada Kamis dini hari, Arief sempat mengeluh sakit. Maklum, dua kali sepekan, almarhum harus cuci darah di RSUD Blambangan. Tubuhnya mendadak dingin, wajahnya pucat.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.