Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dipercaya Bikin Awet Muda dan Sehatkan Badan

Beberapa orang bergantian mengisi botol dan galon di sumber mata air Penawar, siang kemarin (9/10).
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Beberapa orang bergantian mengisi botol dan galon di sumber mata air Penawar, siang kemarin (9/10).

Sumber mata air Penawar selain menawarkan keindahan juga memberikan banyak manfaat bagi warga sekitar. Ribuan warga sangat bergantung pada sumber mata air yang terletak tepat di belakang Masjid Baitul Muttaqin, Ketapang, Kalipuro tersebut.

KRIDA HERBAYU, Kalipuro

SUMBER mata air Penawar terletak di Dusun Pancoran, Desa Ketapang, Kalipuro. Untuk menuju ke lokasi bisa melalui Jalan Lingkar, Kecamatan Kalipuro. Ketika menyusuri jalan ini, akan tampak di tepi jalan sebuah papan yang bertuliskan “Sumber Mata Air Penawar”. Dari Jalan Raya Situbondo perjalanan menuju sumber mata air Penawar berkisar 500 meter.

Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak kecil sejauh 100 meter. Selama dalam perjalanan terlihat kondisi jalan yang kurang baik dan kondisi jalan tidak beraspal.

Ketika musim kemarau debu-debu bertebaran di mana-mana. Namun, setelah tiba di lokasi, tepatnya di belakang Masjid Baitul Muttaqin, terlihat aliran sungai yang mengalir. Suasana sejuk sangat terasa saat berjalan menuju sumber mata air.

Air jernih ini keluar melalui dua buah pipa paralon berukuran besar. Pemasangan paralon semata untuk mempermudah pengunjung menikmati air tersebut. Air terus mengalir dan membentuk seperti sungai kecil dan mengalir dengan tenang.

Terdapat dua bilik yang tertutup kain. Fungsinya sebagai tempat mencuci dan bermain anak-anak. Di sebelah selatan kedua bilik tersebut, air mengalir melalui celah lubang jalan. Tapi, sebelum melalui celah lubang terdapat tempat yang tidak begitu luas di belakang kedua bilik yang biasanya digunakan untuk mencuci sepeda motor dan memandikan hewan piaraan penduduk, seperti sapi dan kambing.

Air yang telah melewati celah lubang mengalir dan mengairi perkebunan tebu dan cabai yang berlahan luas. Untuk para pengunjung yang ingin menikmati air dapat secara langsung menikmati kesegaran air melalui dua buah pipa paralon tanpa mengambii air dari sungai tersebut.

Selain itu juga air dari pipa paralon dapat digunakan bersuci bagi umat muslim sebelum melakukan ibadah. Di samping kedua bilik terdapat bangunan kecil yang dapat digunakan untuk membersihkan diri.

Terkadang masyarakat membawa galon- galon berukuran besar untuk menampung airnya yang dapat dikonsumsi secara langsung tanpa melalui proses pengolahan seperti air keran dan lainnya.

Mata air “mistis” tersebut dikelilingi pohon-pohon besar menjulang tinggi dan perkebunan kopi. Masjid Baitul Muttaqin juga berdiri megah di depan lokasi mata air. Pohon-pohon besar di samping kiri mata air memberi kesan berada di tengah hutan dengan tanah yang tebal diselimuti dedaunan kering dan akar-akar yang menjalar ke mana-mana.

Masjid yang berada di sisi kanan mata air cukup besar sehingga tidak dapat dikatakan musala. Untuk menunjang saran dan prasarana terdapat kotak amal secara sukarela yang terletak di sisi kanan mata air.

Selain itu banyak pengunjung yang mengambil air untuk dikonsumsi sehari-hari. Mereka juga mandi di aliran sungai mata air tersebut. Konon sumber air itu dipercaya dapat membuat awet muda serta menyembuhkan berbagai macam penyakit.

“Setelah minum air penawar terasa lebih segar. Dan setelah mandi badan yang pegal-pegal terasa sehat kembali,” ucap Siti Maisaroh, 45, pengunjung asal Desa Pondok Nongko, Kecamatan Kabat.

Mayoritas penduduk yang tinggal di sekitar sumber tersebut adalah Suku Madura membuat kesan budaya yang kental. Walaupun nanti akan sulit berkomunikasi dengan penduduk setempat, tapi keramahtamahan penduduk tidak mengurangi hambatan untuk berinteraksi.

Warga setempat juga tak lupa menjaga kelestarian mata air dan daerah sekitarnya. Kuncen sumber mata air penawar sekaligus takmir Masjid Baitul Muttaqim Mustofa, 50, mengatakan, jika sumber mata air diharapkan terus mengalir dengan kepercayaan tidak menebang pohon-pohon di sekitar mata air.

Bahkan, ketika salah satu pohon tumbang maka harus diganti dengan benih pohon yang baru. Pohon yang paling menarik perhatian yang terletak persis di depan masjid. “Akar- akarnya yang sebagian berada di permukaan tanah saling melilit menjadi satu batang yang besar dan lebih tinggi dari pohon lainnya,” ujar Mustofa. (radar)