Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ditawari Belajar Sapi Perah di Kanada

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi men dapat tawaran menarik dari pemerintah Kanada. Melalui kedutaan besarnya di Jakarta, pemerintah Kanada menawarkan lima peternak Banyuwangi belajar pengembangan sapi perah secara gratis di Kanada. Penawaran itu disampaikan Komisaris Perdagangan Kedutaan Besar Kanada Indonesia, Her mawan, saat bertemu Bupati Abdullah Azwar Anas pada Kamis (28/3) lalu.

Hermawan datang ke Banyuwangi untuk mendampingi pakar ternak sapi perah, Robert Lang, dari Trade and Development Consultant Canadian Livestock Genetics Association (CLGA). Kedatangan Robert Lang ke Banyuwangi dalam rangka memberikan pelatihan petugas Dinas Peternakan dan peternak sapi perah Selain bertemu Bupati Anas dan memberikan pelatihan, Robert Lang bersama Hermawan juga mengunjungi beberapa pe ternakan sapi perah.

Salah satu yang dikunjungi adalah peternakan sapi perah yang di kelola Kelompok Surya Kencana di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring. Mereka mengajak para peternak sapi perah tersebut masuk ke kandang untuk berinteraksi dengan sapi guna mempelajari kondisi sapi dan bentuk tubuh sapi berkualitas sekaligus bernilai ekonomis. Menurut Robert, kondisi tubuh sapi dipengaruhi asupan makanan. Jika makanan yang diberikan bagus, tubuhnya, otot-ototnya, dan kemampuan jantungnya memompa darah juga bagus.

Sebab, untuk menghasilkan 100 liter susu dibutuhkan 100 liter darah. “Sapi perah harus mendapatkan makanan yang cukup serat. Bahkan, saya sama sekali tidak menganjurkan pemberian konsentrat dan ampas tahu karena tak ada gizinya,” jelas Robert Lang sambil menunjuk ampas tahu dan tepung jagung di kandang peternak Benculuk tersebut. Robert menunjuk satu demi satu sapi perah di kandang tersebut yang perlu dikoreksi bentuk tubuhnya.

Mulai punggung yang tidak rata, kaki yang terlalu melengkung, tulang pantat yang tidak nungging, hingga vul va (kemaluan sapi) yang terletak tepat di bawah rectum (du bur), sehingga kotoran yang ke luar bisa menginfeksi vulva. Jika terjadi perkawinan, bakteri e-coli yang berasal dari kotoran bisa masuk ke tu buh sapi betina dan akan menginfeksi organ dalamnya. Bentuk tubuh yang disebabkan oleh genetik tersebut, jelas Robert, bisa dikoreksi dengan jalan mengawinkan betina dengan pejantan yang lebih baik. Dengan cara itu, dua atau tiga generasi berikutnya tidak akan seperti itu lagi.

Meski tentang genetik penting, Robert mengaku kedatangannya kali ini fokus pada menyiapkan pakan yang sesuai. Lang menyarankan peternak tak hanya memberikan rumput-rumput biasa yang disebutnya sebagai “sampah” lantaran tak bergizi. Dia menyarankan peternak beralih kepakan yang lebih murah tapi bergizi tinggi, yakni sorgum atau tanaman alfalfa. Jika sulit men dapatkannya, peternak bisa menanam sendiri di lahan masing-masing. Robert Lang menawari Bupati Anas bibit sorgum dari Kanada untuk ditanam di Banyuwangi.

Pengiriman bibit sorgum yang berbeda jenis dengan sorgum yang ditanam di Banyuwangi itu juga berbarengan dengan dikirimnya tenaga ahli yang akan mengajari peternak cara menanam, merawat, dan mem prosesnya menjadi pakan ternak. Sorgum jenis ini tidak diambil bu lirnya untuk dikonsumsi manusia sebagaimana yang di tanam di Kecamatan Wongsorejo. Sorgum asal Kanada ter sebut bisa dipanen hingga empat kali. Panen pertama setelah usia 45 hari, panen kedua setelah 25 hari dari panen pertama, panen ketiga dan keempat secara berturut-turut juga berjarak 25 hari dari panen sebelumnya.

Bupati Anas menyambut baik tawaran yang disampaikan Robert Lang itu. Bupati Anas sanggup menyiapkan lahan seluas empat hingga lima hektare untuk mengembangkan sorgum tersebut. Tawaran pengiriman enam peternak Banyuwangi ke Kanada untuk belajar langsung tentang sapi perah juga disambut baik Bu pati Anas. “Insyaallah Juli mendatang peternak bersama pe merintah daerah akan berangkat ke Kanada untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas peternak,” ujar Bupati Anas. Saat ini Banyuwangi memiliki 1.475 ekor sapi.

Sapi sebanyak itu mampu menghasilkan 4.000 liter susu sapi per hari. Setiap dua hari, peternak mengirim susu ke Nestle sebanyak 5.000 liter. Sisanya dipasarkan di pasar lokal Banyuwangi. Populasi sapi perah di Banyuwangi tersebar di beberapa sentra sapi perah, di antaranya di Kecamatan Licin, Glagah, Kalipuro, Kabat, Purwoharjo, Cluring, dan Bangorejo. Sebagian lagi ada di Kecamatan Genteng, Tegalsari, Tegaldlimo, Glenmore, dan Pesanggaran. (radar)