RadarBanyuwangi.id – Gigitan serangga kamitetep, atau yang sering disebut juga dengan serangga penghisap darah, bisa menyebabkan berbagai efek samping yang cukup mengganggu.
Meskipun biasanya gigitan ini tidak berbahaya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kita tetap nyaman dan sehat.
Efek pertama yang paling umum adalah gatal. Ketika serangga ini menggigit kulit kita, ia menyuntikkan sedikit cairan yang menyebabkan reaksi alergi ringan.
Baca Juga: Tips Ampuh Mengusir Hama Pengganggu dari Tempat Tidur, Bisa Pakai Cara Ini
Akibatnya, area yang digigit bisa menjadi gatal, merah, dan bengkak. Meskipun ini sering kali hanya berlangsung beberapa jam, gatal yang terus-menerus bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Selain gatal, gigitan serangga kamitetep juga bisa menyebabkan iritasi kulit. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap gigitan ini, sehingga kulitnya bisa menjadi lebih merah atau bengkak daripada biasanya.
Pada kasus yang lebih jarang, infeksi bisa terjadi jika kulit terluka akibat garukan yang berlebihan. Tak hanya itu, bagi sebagian orang yang memiliki alergi terhadap racun serangga, gigitan ini bisa menyebabkan reaksi alergi yang lebih parah.
Baca Juga: Kutu Kasur Ternyata Tidak Muncul Tiba-Tiba, Kenali Penyebab Kemunculannya di Rumah
Gejalanya bisa meliputi pembengkakan yang lebih besar, sesak napas, atau pusing. Jika mengalami gejala seperti ini, segera cari pertolongan medis.
Terakhir, meskipun jarang, serangga kamitetep juga dapat membawa penyakit tertentu, seperti virus atau bakteri yang bisa ditularkan lewat gigitan. Namun, risiko ini tergolong rendah dan biasanya hanya terjadi di daerah yang terkontaminasi.
Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, pastikan untuk menggunakan pelindung tubuh seperti lotion anti serangga dan menghindari tempat-tempat yang banyak dihuni serangga tersebut.
Baca Juga: Waspada Kutu Kasur, Si Kecil yang Mengganggu Kesehatan dan Tidur Nyenyak
Jika terlanjur digigit, segera cuci area yang digigit dan gunakan salep anti gatal untuk meredakan gejalanya. (*)
