Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ekskavasi Artefak yang Ditemukan di Banyuwangi Tunggu Balai Pelestarian Kebudayaan Jatim

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Ribuan batu bata kuno yang ditemukan di areal tambang galian c Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi masih belum bisa dilakukan ekskavasi.

Ekskavasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui penggalian tanah yang dilakukan secara sistematik untuk menemukan suatu atau himpunan tinggalan arkeologi dalan situasi insitu.

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banyuwangi menunggu koordinasi dari Pemerintah Kabupaten dan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Jawa Timur.

“Kita nunggu koordinasi dengan Pemkab (Bappeda) dan BPCB Jawa Timur (BPK Sekarang) di Mojokerto,” kata salah satu TACB Banyuwangi, Ilham Triadinagoro, Jumat (5/5/2023).

Baca juga: Pemkot Amankan Piala dan Artefak ke Gelora 10 November Usai Wisma Karanggayam Surabaya Dirusak

Biasanya dalam ekskavasi akan digunakan sistem Tespit dengan cara membuat titik-titik kotak galian secara acak. Sistem ini berbentuk kotak-kotak yang berpencar sporadis di sekitar cagar budaya yang akan diberi zona perlindungan.

Sedangkan teknik penggaliannya menggunakan lot, dimana setiap lot ditentukan oleh perubahan data arkeologis.

Dengan ekskavasi diharapkan akan diperoleh sebaran temuan, hubungan antar temuan, stratigrafis tanah, lingkungan alam dan manusia setelah temuan mengalami deposit.

Sementara itu sejumlah langkah telah dilakukan agar lokasi diduga situs tersebut, tetap aman dari penjarahan atau pencurian oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Yang pertama, kata Ilham, adalah mengupayakan penghentikan segala aktivitas penambangan pasir di lokasi penemuan artefak.

“Kemudian memasang garis polisi di sekitar tempat yang sudah tergali untuk mengamankan lokasi. Utamanya bata merah berukuran jumbo yang berserakan,” ungkap Ilham.

source