Detik.com
Surabaya –
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) pertama berasal dari Jawa Timur, yaitu Soerjadi Soerjadarma. Pria bernama lengkap Elang Soerjadi Soerjadarma itu lahir di Banyuwangi, 6 Desember 1912.
Pada 9 April 1946, Soerjadi diangkat menjadi KASAU sampai tahun 1962. Sebelum menjadi KASAU, Soerjadi berjasa dalam mendirikan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Sehingga ia pun diangkat menjadi Bapak AURI.
Pada 18 Februari 1960, ia merangkap jabatan sebagai menteri dan Kastaf AURI. Merangkap jabatan membuat karier Soerjadi semakin cermelang.
Tentang Soerjadi Soerjadarma:
Yuk mengenal lebih jauh Soerjadi Soerjadarma. KASAU pertama yang lahir di Bumi Blambangan.
1. Riwayat Pendidikan
Soerjadi Soerjadarma keturunan keraton dari buyutnya yang bernama Pangeran Jakaria atau Aryabrata dari Kraton Kanoman. Kakeknya adalah Dokter Pangeran Boi Suryadarma, dan ayahnya bernama R. Suryaka Soerjadarma yang bekerja sebagai pegawai bank di Banyuwangi, Jawa Timur.
Seperti seorang bangsawan pada umumnya, Soerjadi mendapatkan pendidikan baik dan lengkap. Berikut riwayat pendidikan Soerjadi.
- Pada 1918, masuk sekolah saat usia 6 tahun di Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Dasar khusus anak Eropa selama 8 tahun.
- Pada 1926, melanjutkan pendidikan ke Hogere Burgere School (HBS) di Bandung, tapi tidak diselesaikan.
- Pada 1931, lulus dari Koning Willem School atau KWS-III di Jakarta
- Pada September 1931, daftar sekolah penerbangan untuk perwira di Belanda yaitu Koninklijke Militaire Academic (KMA).
- Pada 1934, lulus dari KMA setelah tiga tahun sekolah. Setelah lulus langsung ditempatkan di Satuan Angkatan Darat Belanda di Nijmike, Belanda.
- Sebulan kemudian dipindah ke Batalyon I Infantri di Magelang, Jawa Tengah hingga November 1936.
2. Sepak Terjang di Dunia Penerbangan
Saat memiliki pangkat letnan dua, Soerjadi mendaftarkan diri sebagai calon penerbang, namun gagal dua kali akibat sakit malaria. Kegagalannya tidak membuat Soerjadi patah semangat, ia melanjutkan sekolah penerbangan di Kalijati, Jawa Barat.
Pendidikan tersebut berhasil diselesaikan selama dua tahun dan lulus pada 1938. Meski sudah lulus, Soerjadi tidak mendapat brevet atau pin untuk menjadi penerbang.
Sebab, pada saat itu Belanda masih menjajah Indonesia dan melarang keras rakyat Indonesia menjadi seorang penerbang. Berikut sepak terjang Soerjadarma selama menjadi penerbang.
- Pada Juli 1938, mengikuti pendidikan di Sekolah Pengintai.
- Pada 1939, mendapat tugas menjadi navigator di Kesatuan Pembom Glen Martin di Andir Bandung.
- Pada 1941, menjadi instruktur di Sekolah Penerbang dan Pengintai di Kalijati
- Pada 1941 hingga 8 Maret 1942, ditugaskan kembali di Kesatuan Pembom di 7e Vliegtuig Afdeling.
3. Pembentukan AURI
Pada 5 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan surat perintah untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kepala Staf Umum TKR Mayor Jenderal Urip Sumohardjo ingin membentuk kekuatan udara di Indonesia.
Pada September 1945, Kepala Staff Umum TKR memerintahkan Soerjadi pergi ke Markas Tertinggi TKR di Yogyakarta. Soerjadi diminta membentuk TKR Angkatan Udara agar berdiri sendiri.
Pada 12 November 1945, terbentuklah TKR Djawatan Penerbangan di Yogyakarta. Dan, TRI Jawatan Penerbangan resmi bermarkas di Jalan Terban Taman Nomor 1 Yogyakarta pada 24 Januari 1946.
Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan Penetapan Presiden Nomor 6/SD/1946 yang berisi TRI Jawatan Penerbangan berubah nama menjadi TRI Angkatan Udara atau TRI AU atau AURI.
Pada 1946, Presiden Soekarno secara resmi menunjuk Soerjadi sebagai Kepala Staf Angkatan Udara. Soerjadi pun mengemban beberapa pangkat selama di AURI. Pangkat Soerjadi Soerjadarma sebagai berikut.
- Laksamana Muda Udara pada 1 April 1954
- Laksamana Madya Udara pada 1 Juli 1958
- Laksamana Udara pada 1 Juli 1959
- Menteri/Kepala Staf AURI pada 18 Februari 1960
Selama menjadi Kepala Staf Angkatan Udara, Soerjadi mengalami beberapa peristiwa penting. Pada 9 Maret 1960 terjadi peristiwa Maukar, yaitu penembakan di Kompleks BPM Tanjung Priok dan Istana Bogor.
Peristiwa tersebut dilakukan oleh Letnan Dua Daniel Maukar. Soerjadi pun mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban. Ia juga siap dihukum seberat-beratnya karena pelaku adalah anak buahnya. Tetapi Presiden Soekarno tidak setuju dan memutuskan menghukum pelaku.
Pada 19 Januari 1962, Soerjadi kembali memutuskan mengundurkan diri sebagai Kepala Staf Angkatan Udara. Kali ini penyebabnya peristiwa Laut Aru pada 15 Januari 1962.
Penyebab pertempuran Laut Aru karena Belanda mengingkari janjinya untuk membebaskan Papua Barat saat Konferensi Meja Bundar (KMB). Setelah itu, Presiden Soekarno membentuk Trikora (Tri Komando Rakyat) yang justru memecah angkatan bersenjata, terutama AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) dengan ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia).
4. Wafatnya Soerjadi Soerjadarma
Soerjadi meninggal dunia pada 16 Agustus 1975 pukul 15.45 WIB. Ia meninggal di usia 63 tahun di Rumah Sakit Husada, Jakarta, akibat mengidap penyakit. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Umum Karet Jakarta.
5. Penghargaan Soerjadi Soerjadarma
Pada tahun 2000, Soerjadi dinobatkan sebagai Bapak AURI oleh KASAU Marsekal TNI Hanafie Asnan. Penobatan tersebut sesuai surat keputusan KASAU Nomor SKEP/68/VI/2000 tanggal 20 Juni 2000.
Tujuannya untuk menghargai jasa-jasa Soerjadi yang telah berkontribusi untuk TNI AU. Pada 7 Desember 2001, nama Soerjadi dijadikan pengganti nama Lanud Kalijati.
Artikel ini ditulis oleh Nadza Qurrotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video “Heboh Pesawat Disebut Jatuh di Jakarta, Ternyata TNI AU Lagi Latihan“
[Gambas:Video 20detik]
(irb/sun)