sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ada yang unik dalam peringatan satu tahun berdirinya Asosiasi Lurah Indonesia (Asli) Banyuwangi, Rabu (19/11).
Dipusatkan di Lapangan Giri, tepatnya di Kelurahan Penataban, ibu-ibu perwakilan dari seluruh kelurahan di Banyuwangi adu ketangkasan dalam lomba Unting-Unting Kangkung.
Unting merupakan kosa kata Oseng yang dalam bahasa Indonesia berarti mengikat. Sesuai namanya, dalam lomba tersebut emak-emak perwakilan 28 Kelurahan se-Banyuwangi itu adu cepat mengikat sayur kangkung.
Sebanyak 28 kelurahan itu meliputi 18 kelurahan di Kecamatan Banyuwangi, 4 di wilayah Kecamatan Giri, 4 di Kecamatan Kalipuro, serta 2 kelurahan di Kecamatan Glagah.
Gelak tawa penonton dan semangat ibu-ibu peserta perlombaan semakin menambah kemeriahan suasana.
“Peserta lomba ini adalah perwakilan kelurahan, masing-masing tim terdiri dari dua orang, yaitu ketua PKK dan satu anggota,” ujar Lurah Penataban yang juga panitia kegiatan, Komariyah.
Ia menjelaskan bahwa penilaian lomba Unting-Unting Kangkung dilakukan oleh 3 juri yang sehari-hari bekerja sebagai penjual kangkung di pasar.
“Penilaian difokuskan pada kecepatan, ketepatan, dan kebersihan saat mengikat kangkung. Karena dalam praktiknya, kualitas ikatan yang jadi bahan penilaian juri,” jelasnya.
Ketua Asli Banyuwangi sekaligus Lurah Penganjuran Yudha Teguh Siswanto mengatakan bahwa lomba Unting-Unting Kangkung ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga upaya pelestarian budaya lokal yang jadi identitas di Kelurahan Penataban.
“Tujuan kegiatan ini untuk melestarikan budaya. Budaya itu harus dipupuk dan dijaga agar tidak hilang serta tetap dikenal oleh generasi penerus,” katanya.
Yudha menambahkan bahwa proses panjang sebelum kangkung siap dijual merupakan kearifan lokal yang menjadi kebanggaan warga Penataban.
“Selama ini kita tahu kangkung tinggal beli di pasar, padahal ada proses panjang di balik itu. Dan proses itulah yang menjadi budaya sekaligus ciri khas di kelurahan Penataban,” ujarnya.
Sekadar informasi organisasi Asli Banyuwangi merupakan wadah yang mengakomodasi 28 lurah di seluruh Bumi Blambangan.
Camat Giri, Abdur Rachman yang turut hadir menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ada yang unik dalam peringatan satu tahun berdirinya Asosiasi Lurah Indonesia (Asli) Banyuwangi, Rabu (19/11).
Dipusatkan di Lapangan Giri, tepatnya di Kelurahan Penataban, ibu-ibu perwakilan dari seluruh kelurahan di Banyuwangi adu ketangkasan dalam lomba Unting-Unting Kangkung.
Unting merupakan kosa kata Oseng yang dalam bahasa Indonesia berarti mengikat. Sesuai namanya, dalam lomba tersebut emak-emak perwakilan 28 Kelurahan se-Banyuwangi itu adu cepat mengikat sayur kangkung.
Sebanyak 28 kelurahan itu meliputi 18 kelurahan di Kecamatan Banyuwangi, 4 di wilayah Kecamatan Giri, 4 di Kecamatan Kalipuro, serta 2 kelurahan di Kecamatan Glagah.
Gelak tawa penonton dan semangat ibu-ibu peserta perlombaan semakin menambah kemeriahan suasana.
“Peserta lomba ini adalah perwakilan kelurahan, masing-masing tim terdiri dari dua orang, yaitu ketua PKK dan satu anggota,” ujar Lurah Penataban yang juga panitia kegiatan, Komariyah.
Ia menjelaskan bahwa penilaian lomba Unting-Unting Kangkung dilakukan oleh 3 juri yang sehari-hari bekerja sebagai penjual kangkung di pasar.
“Penilaian difokuskan pada kecepatan, ketepatan, dan kebersihan saat mengikat kangkung. Karena dalam praktiknya, kualitas ikatan yang jadi bahan penilaian juri,” jelasnya.
Ketua Asli Banyuwangi sekaligus Lurah Penganjuran Yudha Teguh Siswanto mengatakan bahwa lomba Unting-Unting Kangkung ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga upaya pelestarian budaya lokal yang jadi identitas di Kelurahan Penataban.
“Tujuan kegiatan ini untuk melestarikan budaya. Budaya itu harus dipupuk dan dijaga agar tidak hilang serta tetap dikenal oleh generasi penerus,” katanya.
Yudha menambahkan bahwa proses panjang sebelum kangkung siap dijual merupakan kearifan lokal yang menjadi kebanggaan warga Penataban.
“Selama ini kita tahu kangkung tinggal beli di pasar, padahal ada proses panjang di balik itu. Dan proses itulah yang menjadi budaya sekaligus ciri khas di kelurahan Penataban,” ujarnya.
Sekadar informasi organisasi Asli Banyuwangi merupakan wadah yang mengakomodasi 28 lurah di seluruh Bumi Blambangan.
Camat Giri, Abdur Rachman yang turut hadir menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini.








