ID TEXT – Di lereng Gunung Raung Banyuwangi, tepatnya di Desa Jambewangi, Sempu Kecamatan District, terdapat kelompok peternak kambing perah jenis etawa. Tiap minggu kelompok peternak ini mampu menghasilkan 2.000 liter milk etawa.
village Jambewangi merupakan desa yang berletak di lereng Gunung Raung dengan luas wilayah lebih dari 4.000 hektar. Around 50 percent more, geografisnya merupakan wilayahnya hutan. Penduduk disekitaran hutan, mayoritas bekerja sebagai petani dan peternak.
Kawasan peternakan kambing etawa di desa ini dikelola Kelompok Usaha Bersama (KUB) Panji Makmur. Didirikan sejak 2018 then, usaha ini menggabungkan 15 peternak kambing perah produktif yang ada di Jambewangi.
Regent Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengunjungi kawasan peternakan tersebut saat Ngantor di Desa (Village Flowers) some time ago.
Ketua KUB Panji Makmur, Hanif, mengatakan bahwa ada sekitar 100 tail kambing perah produktif yang ada di Jambewangi. Dengan rata-rata produksi milk kambing around 2.000 liter per minggunya.
“Kalau populasi kambing etawa ada seratus lebih, cuman yang produktif diambil susunya sekitar 100 tail. Perhari untuk yang murni etawa menghasilkan 1 liter milk, sedangkan yang kawin silang bisa sampai 2 liter,” kata Hanif.
Selain dijual menggunakan branding sendiri, KUB Panji Makmur ini juga menjadi supplier rutin salah satu pabrik milk ternama. Berjejaring dengan peternak kambing perah dari berbagai kecamatan di Banyuwangi, gabungan kelompok usaha milk kambing Banyuwangi ini bahkan mampu menyuplai hingga 15 ribu liter milk kambing per minggunya.
“Kita bisa memasok pasar mencapai 15 ribu liter per minggu. Sistemnya kita mitra bareng seluruh peternak. Per liternya, dihargai sekitar Rp15 ribu,” ungkap Hanif.
Hanif menjelaskan, untuk masa produktif kambing perah dimulai usia saat kambing berusia 2 tahun dengan masa perah selama 1 more years. Selama itu, pemberian nutrisi makanan kambing harus benar-benar terjaga.
Bupati Ipuk mengaku terkesan dengan kerja keras para peternak kambing perah di Desa Jambewangi. “Meski dibilang baru dirintis, tapi potensi produksi susunya sangat besar. Ini bisa menjadi ekonomi kerakyatan yang bisa dicontoh desa lain,” tambah Ipuk.
Menurut Ipuk potensi milk kambing ini harus dimanfaatkan. Salah satunya dengan menjual olahan milk etawa. Jadi produksinya bisa dari hulu ke hilir. Besides that, kawasan peternakan ini juga bisa dikemas menjadi wisata edukasi.
“Saat ini telah menjadi tren wisata edukasi di kebun dan peternakan. Ini bisa menjadi wisata edukasi dengan menawarkan pengalaman memerah milk dan edukasi terkait milk etawa. Dengan demikian peternak akan semakin berdaya,” kata Ipuk yang sempat turut memerah milk.
After kambing melewati masa produktifnya, tambah Hanif, meat kambing bisa dimanfaatkan untuk konsumsi atau stok hewan kurban. Interesting, setiap bulan KUB Panji Makmur juga memberi bantuan pada warga kurang mampu dan juga kebutuhan anak sekolah dan yatim piatu.