The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Carving Out Success: Banyuwangi Journalist Becomes Superior Goat Breeder

carve-success:-Banyuwangi-journalist-turned-superior-goat-breeder
Carving Out Success: Banyuwangi Journalist Becomes Superior Goat Breeder
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI, Jurnalnews – Beternak kambing telah menjadi pilihan usaha yang diminati banyak orang, terutama di pedesaan. Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang wartawan sukses di Banyuwangi, Nur Abidin, yang memutuskan untuk memasuki dunia beternak kambing. Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, tidak hanya kesehatan masyarakat yang terdampak, tetapi juga perekonomian ikut merasakan dampaknya.

Nur Abidin, atau akrab dipanggil Abi, yang tinggal di Dusun Krajan, Tampo Village, Cluring District, Banyuwangi, memulai usaha beternak kambingnya dengan modal yang terbatas, hanya cukup untuk membeli dua pasang kambing dan menyewa kandang. Keputusan ini diambilnya sebagai langkah berani dalam menghadapi himpitan dan desakan kebutuhan keluarga di tengah situasi sulit.

“Originally, saya memulai dengan dua pasang kambing krosing sopas dan lokal. Alhamdulillah, usaha ini terus berkembang, sekarang saya memiliki 120 goat's tail," he said.

Perjalanan Abi dalam dunia beternak tidaklah mudah, ia pernah menghadapi berbagai rintangan, terutama pada kesehatan ternaknya. Since 2019 until now, puluhan ekor kambing yang dimilikinya meninggal karena berbagai penyakit. However, semangatnya tidak pernah luntur, bahkan ia semakin tertantang untuk terus menjalankan bisnis ternaknya.

Dalam mencari bibit, Abi memilih untuk mendapatkan kambing dari pasar lokal, sementara pakan ternaknya didapatkan dari campuran rumput dengan bahan protein lainnya. Ia mengakui bahwa ada banyak faktor yang dapat membuat peternak terkadang ragu untuk melanjutkan usaha ternaknya, seperti risiko penyakit dan keterbatasan pasokan rumput.

“Kita mencari bibit di pasar lokal, kami sering mengalami kendala terutama pada pasokan rumput. Mungkin karena banyaknya peternak kambing dan musim panas yang panjang membuat rumput sulit berkembang," he explained.

Nur Abidin, atau akrab dipanggil Abi, sedang merawat kambing ternaknya. (Photo: Ron. Jurnalnews).Nur Abidin, atau akrab dipanggil Abi, sedang merawat kambing ternaknya. (Photo: Ron. Jurnalnews).

Abi berharap pemerintah daerah terus memberikan dukungan kepada para peternak kambing, khususnya dalam hal kesehatan ternak dan pencarian solusi terkait harga jual.

“Dibutuhkan peran aktif pemerintah daerah dalam menyediakan bantuan untuk bibit dan pakan, serta membantu mengatur pasar. At the moment, peternak seringkali mengalami kesulitan dalam aspek harga penjualan, dan pemerintah dapat memainkan peran penting untuk memastikan keseimbangan tersebut. Diperlukan strategi yang kuat dari pemerintah agar harga kambing dapat tetap stabil,” ungkap Nur Abidin kepada Jurnalnews.com.

Abi juga menambahkan bahwa untuk kelas pembibitan yang berumur satu tahun, kambing tersebut seharusnya sudah dapat dijual. However, ia mengakui bahwa saat ini pendapatan yang diperoleh masih belum mencukupi untuk menutupi semua biaya operasional yang diperlukan.

Ia mengharapkan agar para peternak terus berupaya dalam melestarikan ternak kambing, karena menurutnya hal ini merupakan kontribusi nyata terhadap program pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan.

Keberhasilan Abi dalam beternak kambing menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama di masa sulit seperti pandemi covid. Ia membuktikan bahwa dengan ketekunan dan semangat pantang menyerah, seseorang dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan meraih kesuksesan dalam dunia peternakan. (Rony//JN).