The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Sosok Siswa SD yang Gantung Diri Gegara Dibully di Mata Guru

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox


Banyuwangi

Kisah pilu dialami MR (11). Siswa SD di Banyuwangi ini nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Ia bunuh diri karena kerap di-bully teman gegara tak punya ayah.

Daily, MR dikenal sebagai sosok yang ceria dan baik hati. Salah satu guru MR, Suratno mengakui jika MR merupakan anak yang ceria. Di sekolah, MR juga bisa bersosialisasi dan berkumpul dengan teman-temannya.

Sebetulnya dia anaknya baik, ceria. Memang kita akui dia itu anaknya sedikit lambat di pelajaran dibanding teman-temannya. Kalau sehari-hari dia itu bisa berkumpul dengan temannya seperti anak sekolah pada umumnya,” ungkap Suratno saat dikonfirmasi, Friday (3/3/2023).

Suratno mengaku kaget atas kabar meninggalnya MR karena bunuh diri akibat dibully teman-temannya. Ia melihat selama ini MR berteman baik dengan teman-temannya.

Teman-temannya memperlakukan dia dengan baik. Guru tidak mengetahui kalau ada (Perundungan), sebenarnya ndak ada yang seperti itu (Bully). Ya biasa aja seperti anak sekolah pada umumnya, kalau guyon bersama temannya ya wajar dan biasa saja,” added.

Bahkan di sekolah, MR tidak menyendiri. Ia juga tak pernah mengadu jika dirundung pada gurunya.

Kami tidak merasakan anak ini di-bully, setiap hari ya tidak menyendiri, tidak pernah mengadu. Ya kumpul dengan teman-temannya seperti biasa. Anak sekolah punya teman akrabnya masing-masing, kalau ada kegiatan ya bareng-bareng,” imbuh Suratno.

Previously, polisi menyebut motif bunuh diri korban karena mengalami depresi gegara perundungan atau bully. Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno menyebut, korban diduga mengalami depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya karena tak punya ayah. Ini karena korban merupakan anak yatim.

Agus menambahkan dugaan ini didasarkan dari keterangan dari pihak keluarga. Karena sebelumnya, korban sering tampak murung sepulang sekolah. Korban pun mengaku kerap dirundung karena tak punya ayahnya sudah meninggal.

Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah selalu menangis dan dongkol,” Agus said, Thursday (2/3/2023).

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Watch Video “The End of the Story of the Monkey Mask Village in Madiun
[prawns:Video 20detik]
(hil/fat)

source