Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Festival Pengantin Diharap Bisa Tumbuhkan Ekonomi Kreatif Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Detik.com



Banyuwangi

Diikuti oleh 14 regu dari 11 ranting Himpunan Ahli Rias Penganting Indonesia (HARPI) cabang Banyuwangi. Puluhan pasang pengantin diarak mulai dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Karetan hingga lapangan Purwoharjo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, dalam rangkaian Festival Pengantin Nusantara pada Minggu (4/6/2023).

Menyajikan lebih dari 10 pakaian adat pengantin Nusantara, festival ini dibuka dengan prosesi Sembur Kemuning. Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat pesisiran di Banyuwangi. Pakaian pengantin yang dikenakan didominasi warna kuning, orange dan ungu.

“Baju pengantin Banyuwangi mulai dikenal di daerah lain, dan mulai mendapatkan tempat. Nah, kami ingin mengenalkan kekayaan adat pengantin yang lain, yakni Sembur Kemuning, agar lebih dikenal banyak orang,” kata Ketua Panitia Festival Pengantin Nusantara, Suciati Suyanto.

Perempuan yang akrab dipanggil Cici ini menambahkan kegiatan yang dihadiri oleh ribuan warga Banyuwangi tersebut sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. Ini merupakan kali pertama digelar usai pandemi, sehingga warga yang hadir pun hingga puluhan ribu di sepanjang jalan protokol Kecamatan Purwoharjo. Tahun ini, festival pengantin nusantara dimeriahkan oleh warna warni pakaian adat pengantin dari sejumlah daerah di Indonesia.

Festival Pengantin NusantaraFestival Pengantin Nusantara (Foto: Eka Rimawati)

“Selain Mupus Banyuwangi, kami tampilkan berbagai ragam dandanan pengantin dari nusantara seperti Paes Ageng Jogja, Basahan Jawa, Suntiang Padang, Agung Bali, Aesan Gede Palembang, Siger Sunda, Siger Lampung, dan Madura,” kata Cici.

Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku kagum atas antusiasme yang luar biasa dari warga. Bahkan, sebelum acara dimulai, masyarakat telah berkumpul di sepanjang jalan sepanjang 2 kilometer lebih yang mengiringi pawai pengantin.

“Semoga kegiatan ini kian memperkuat jejaring tata rias pengantin dan berkontribusi dalam pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk.

Ipuk mengimbau festival ini dimanfaatkan juga sebagai edukasi kepada masyarakat tentang pernikahan.

“Dengan kegiatan ini, saya berharap lebih digalakkan lagi konsultasi pernikahan pada pasangan muda. Para calon pengantin diberikan pemahaman tentang rumah tangga,” saran Ipuk.

Salah satu perias pengantin, Nur Jannah, mengaku senang bisa menjadi bagian dalam Festival Pengantin Nusantara.

“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari acara ini yang tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri tata rias di Banyuwangi. Festival ini adalah panggung yang bagus untuk berbagi kreativitas,” ujar Nur, perwakilan HARPI ranting Genteng itu.

Kerinduan Masyarakat akan festival pengantin ini diperlihatkan dengan antusias yang setia menyaksikan kirab hingga pukul 7 malam.

Selain pawai pengantin, Festival Pengantin Nusantara juga menyajikan beragam kegiatan budaya, seperti pertunjukan Jaranan Buto, Pagelaran Wayang Kulit, dan Pameran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Waterpark Cluring yang akan berlangsung hingga 7 Juni mendatang.

Simak Video “Peringati Hari Anak Internasional dengan Musik Tradisional Banyuwangi
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/iwd)

source