detik.com
Sepanjang tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berhasil membangun 12 unit rumah tahan gempa dengan anggaran minimal, namun hasil maksimal.
Rumah tahan gempa yang juga disebut program retrofitting ini dibangun menggunakan anggaran dari Palang Merah Indonesia (PMI) dengan dukungan American Red Cross. Wakil Bupati Banyuwangi sekaligus Ketua PMI Banyuwangi, Mujiono menyampaikan, pembangunan rumah tersebut melibatkan masyarakat sebagai sukarelawan yang sebelumnya telah mendapat pelatihan.
“Kami telah mengadakan pelatihan konstruksi berupa pelatihan kemampuan bangunan tahan gempa. Ada tukang batu, tukang kayu dan pelaksana di Kelurahan Bakungan di Desa Pangantigan Rogojampi,” terang Mujiono, Selasa (30/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mujiono, masyarakat yang telah mengikuti pelatihan selanjutnya berperan sebagai agen retrofitting yang siaga terhadap bencana dan memiliki perspektif kebencanaan. Dengan model pembangunan tersebut, biaya dapat dihemat hingga 50 persen.
“Anggaran kegiatan total 57 juta kalau menggunakan pihak ke-3 bisa 100 juta lebih dan ini dikerjakan murni oleh teman-teman relawan,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebutkan bahwa selama ini PMI identik dengan kegiatan donor darah. Namun kali ini, PMI juga berkontribusi melalui pembangunan rumah tahan gempa.
Ipuk mengapresiasi keterlibatan masyarakat luas dan para pendonor darah yang menjadi pendorong terwujudnya program tersebut.
“Saya sampaikan terimakasih kepada masyarakat dimana PMI dengan donor darahnya mampu membuat kegiatan seperti ini. Dengan masyarakat membeli kupon yang ada di PMI maka masyarakat sudah membantu hal seperti ini. Apa yang kita lihat hari ini adalah bentuk sinergi dari seluruh pihak,” ungkap Ipuk.
Dari dua daerah yang ditunjuk untuk melaksanakan pembangunan rumah retrofitting, yakni Banyuwangi dan Sukabumi, hanya Banyuwangi yang berhasil merealisasikan program rumah tahan gempa.
Ke depan, Ipuk berharap konsep rumah tahan gempa tidak hanya diterapkan pada rumah yang dibangun PMI, tetapi juga pada program bedah rumah milik Pemkab Banyuwangi.
“Untuk ke depannya, semoga nanti kita bisa membangun dengan konsep rumah tahan gempa ini,” pungkas Ipuk.
Sementara itu, Sulih Winariati (58), warga Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, mengaku bersyukur bisa menikmati program rumah tahan gempa tersebut. Sejak 1980-an, rumah yang ia tempati bersama anaknya tak pernah direnovasi dan kini dibangun ulang dengan kondisi lebih kuat dan layak.
“Saya tidak bisa berkata kata karena yang saya dapatkan ini lebih dari yang saya harapkan. Bersyukur sekali, ini seperti mimpi,” ungkap Sulih.
Ia mengaku akan merawat rumah tersebut dan menjaganya dengan baik sebagaimana pesan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
(erm/hil)








