Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hama Tikus Mengancam, 421 Burung Hantu Disebar di Banyuwangi

hama-tikus-mengancam,-421-burung-hantu-disebar-di-banyuwangi
Hama Tikus Mengancam, 421 Burung Hantu Disebar di Banyuwangi

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi melaksanakan pelepasan 421 burung hantu (Tyto Alba).

Ini merupakan bagian dari gerakan pengendalian (gerdal) menghadapi serangan hama tikus yang mengancam produksi pangan.

Kegiatan ini dilakukan secara serentak di 10 kecamatan pada Senin (2/6/2025).

“Kami sebar secara serentak di Kecamatan Singojuruh, Glagah, Kabat, Rogojampi, Blimbingsari, Giri, Srono, Kalipuro, Licin, serta Kecamatan Genteng,” ungkap Plt Kepala Dispertan Banyuwangi, Ilham Juanda.

Baca juga: Ahli IPB: Pengendalian Tikus Sawah dengan Burung Hantu, Kurang Efektif

Menurut data Dispertan Banyuwangi, serangan hama tikus telah menjadi ancaman serius bagi pertanian di daerah tersebut, dengan luas area yang diserang mencapai 111,75 hektar dan area waspada seluas 955,50 hektar hingga Mei 2025.

Oleh karena itu, langkah pelepasan burung hantu ini dianggap sebagai solusi alami yang efektif dan ramah lingkungan untuk mengendalikan populasi hama tikus tanpa menggunakan pestisida berbahaya.

“Tikus sendiri dapat menjadi hama yang berkembang pesat karena ketidakseimbangan ekosistem akibat punahnya predator alami seperti ular, garangan, dan burung hantu,” ujar Ilham.

Punahnya predator alami ini berdampak pada pertumbuhan populasi tikus yang semakin cepat, sehingga berpotensi merusak tanaman pangan dan mengancam ketahanan panen.

Baca juga: Prabowo Kirim 1.000 Burung Hantu, Ratusan Sudah Dilepas di Majalengka

Dari tiga predator tikus yang ada, pelepasan burung hantu dipilih karena keunggulannya sebagai predator alami dengan kemampuan berburu yang tinggi.

“Burung hantu memiliki kemampuan berburu luar biasa, seperti mendeteksi mangsa dari jarak jauh, daya jelajah yang tinggi, menyergap tanpa suara, serta memiliki pendengaran tajam hingga 500 meter,” tambahnya.

Dengan kemampuan tersebut, burung hantu dapat memangsa antara 2 hingga 4 ekor tikus setiap hari, bahkan lebih dari 10 ekor tikus dalam satu hari.

Daya jelajah burung hantu yang tinggi juga memungkinkan sepasang burung hantu melindungi area seluas 25 hektar tanaman padi, sehingga sangat ekonomis.

Namun, satu kelemahan burung hantu adalah ketidakmampuan mereka dalam membuat sarang.

Baca juga: Tekan Hama Tikus secara Alami, Menteri PU Serahkan Burung Hantu kepada Petani di Lahan IPHA

Oleh karena itu, petani diharapkan menyediakan rumah burung hantu (Rubuha) sebagai tempat bersarang dan berkembang biak.

“Hingga akhir Mei ini, Dispertan sudah memasang sebanyak 577 Rubuha sebagai tempat tinggal burung hantu di semua Kecamatan sentra padi,” ujar Ilham.

Dengan pelepasan burung hantu dan pemasangan Rubuha, Dispertan Banyuwangi berharap populasi burung hantu dapat meningkat, ekosistem terjaga, dan serangan hama tikus dapat terkendali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.