Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Harga Cabai di Pasar Genteng Banyuwangi Naik Lagi, Sekarang Per Kg Tembus Rp 60.000

harga-cabai-di-pasar-genteng-banyuwangi-naik-lagi,-sekarang-per-kg-tembus-rp-60.000
Harga Cabai di Pasar Genteng Banyuwangi Naik Lagi, Sekarang Per Kg Tembus Rp 60.000

Radarbanyuwangi.id – Harga pedesan di Pasar Induk Genteng 1, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng tengah naik.

Saat ini, harga cabai rawit bertengger di angka Rp 60 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai hijau Rp 50 ribu per kilogram, dan harga cabai besar berkisar Rp 55 ribu hingga Rp 56 ribu per kilogram, Minggu (18/2).

Salah satu pedagang Pasar Induk Genteng 1, Hajiti, 53, mengungkapkan harga cabai mulai meningkat sejak seminggu lalu.

Pedagang asal Dusun Kopen, Desa Genteng Kulon, itu mengaku tidak tahu penyebab meroketnya harga cabai di pasaran. “Sudah mulai naik sebelum coblosan Pemilu lalu,” ungkapnya.

Meski tidak tahu penyebab harga pedesan meroket. Hajiti mengaku kalau harga pedesan sering fluktuatif, terutama pada momen menjelang Ramadan.

“Pertengahan Maret kan sudah mulai puasa, jadi mulai sekarang (kemarin) harga-harga pada naik, itu sudah biasa,” ucapnya.

Harga cabai yang meningkat itu diprediksi akan terus meroket. Terutama ketika musim penghujan yang membuat cabai mudah membusuk.

“Biasanya bisa tembus sampai sekitar Rp 100 ribu per kilogram,” ucapnya singkat.

Kenaikan harga cabai juga disampaikan oleh pedagang lainnya, Rusianah, 49, warga Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.

Kenaikan harga cabai membuat pelanggannya mengurangi pembelian.

“Biasanya kalau harga cabai normal sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per kilogram, para pembeli belinya satu kilogram, kalau mahal begini belinya hanya berapa ons saja,” terangnya.

Rusianah mengaku stok cabai cukup terbatas, terutama saat musim penghujan banyak tanaman cabai yang tidak berbuah atau membusuk terkena penyakit.

“Stok menipis, sedangkan permintaan masih meningkat, harganya jadi cukup mahal. Ini saja masih bisa naik lagi, karena sebentar lagi Ramadan,” jelasnya.

Salah satu pembeli, Nurhayati, 35, asal Desa/Kecamatan Gambiran mengaku kesulitan saat harga cabai meroket. Sebab, keluarganya termasuk pencinta masakan pedas.


Page 2


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Harga pedesan di Pasar Induk Genteng 1, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng tengah naik.

Saat ini, harga cabai rawit bertengger di angka Rp 60 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai hijau Rp 50 ribu per kilogram, dan harga cabai besar berkisar Rp 55 ribu hingga Rp 56 ribu per kilogram, Minggu (18/2).

Salah satu pedagang Pasar Induk Genteng 1, Hajiti, 53, mengungkapkan harga cabai mulai meningkat sejak seminggu lalu.

Pedagang asal Dusun Kopen, Desa Genteng Kulon, itu mengaku tidak tahu penyebab meroketnya harga cabai di pasaran. “Sudah mulai naik sebelum coblosan Pemilu lalu,” ungkapnya.

Meski tidak tahu penyebab harga pedesan meroket. Hajiti mengaku kalau harga pedesan sering fluktuatif, terutama pada momen menjelang Ramadan.

“Pertengahan Maret kan sudah mulai puasa, jadi mulai sekarang (kemarin) harga-harga pada naik, itu sudah biasa,” ucapnya.

Harga cabai yang meningkat itu diprediksi akan terus meroket. Terutama ketika musim penghujan yang membuat cabai mudah membusuk.

“Biasanya bisa tembus sampai sekitar Rp 100 ribu per kilogram,” ucapnya singkat.

Kenaikan harga cabai juga disampaikan oleh pedagang lainnya, Rusianah, 49, warga Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.

Kenaikan harga cabai membuat pelanggannya mengurangi pembelian.

“Biasanya kalau harga cabai normal sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per kilogram, para pembeli belinya satu kilogram, kalau mahal begini belinya hanya berapa ons saja,” terangnya.

Rusianah mengaku stok cabai cukup terbatas, terutama saat musim penghujan banyak tanaman cabai yang tidak berbuah atau membusuk terkena penyakit.

“Stok menipis, sedangkan permintaan masih meningkat, harganya jadi cukup mahal. Ini saja masih bisa naik lagi, karena sebentar lagi Ramadan,” jelasnya.

Salah satu pembeli, Nurhayati, 35, asal Desa/Kecamatan Gambiran mengaku kesulitan saat harga cabai meroket. Sebab, keluarganya termasuk pencinta masakan pedas.