Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ingat, Tidak Ada Keluhan Bukan Berarti Tidak Ada Kanker

dr. Hj. ASIAH ASWIN, M.MRS
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
dr. Hj. ASIAH ASWIN, M.MRS

KANKER…Mendengar nama kanker, maka yang terdapat dalam pikiran kita tentu saja sebuah nama penyakit yang sangat berbahaya dan mengerikan. Saya ingin mengingatkan bahwa ada yang patut kita renungi bersama, yaitu penyakit yang masih menjadi momok bagi kaum wanita di antaranya adalah kanker payudara. Kanker payudara merupakan p nyebab kematian tertinggi setelah kanker leher rahim.

Kanker payudara, apakah sudah sering mendengar nama ini? Pasti! Karena nama ini sangat tidak asing di telinga kita. Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker jenis ini umumnya terjadi pada kaum hawa. Meski kaum adam juga bisa terkena namun sangat kecil kemungkinannya. Bagaimana gejala klinis dari kanker payudara? Di antaranya adalah benjolan kecil pada payudara.

Benjolan ini biasanya tidak terasa nyeri dan ukurannya kecil. Tapi, lama-lama membesar dan menempel pada kulit serta menimbulkan perubahan warna pada putting dan atau payudara. Gejala lainnya adalah eksema atau erosi pada puting. Selanjutya, kulit atau putting tertarik ke dalam (retraksi), warna pink atau kecokelatan sampai menjadi oedema, yang menyebabkan menjadi seperti kulit jeruk, mengkerut, dan menjadi borok.

Borok bisa membesar dan mendalam hingga bisa merusak payudara. Busuk dan berdarah. Gejala nipple discharge, yaitu keluarnya cairan yang tidak wajar dan spontan dari puting susu. Kenapa cairan ini dikatakan tidak normal, karena cairan normal hanya keluar pada ibu hamil, sedang menyusui atau yang memakai pil kontrasepsi. Ciri-cairan ini berupa cairan berdarah encer, warna merah atau coklat, dan keluar sendiri tanpa dipijit.

Bagi anda yang mengalami ciri-ciri ini harus waspada dan segera periksa ke dokter untuk mencegah kanker makin parah. Ada juga yang gejalanya timbul pembesaran pada ketiak, yaitu kelenjar getah bening, terjadi pembengkakan pada lengan. Penyebaran kanker ke seluruh tubuh merupakan kanker payudara tingkat lanjut. Apa sebenarnya penyebab kanker payudara, secara pasti belum diketahui.

Namun, ada beberapa faktor resiko, yaitu faktor reproduksi. Terjadi nuliparitas (tidak pernah melahirkan), menarche (menstruasi pertama kali)di usia muda, dan kehamilan pertama pada wanita berusia tua. Faktor lain adalah penggunaan hormon. Pada pengguna terapi  estrogen replacement  mengalami peningkatan terjadinya kanker payudara. Ada juga faktor memiliki penyakit fibrokistik, obesitas atau kegemukan, konsumsi lemak, radiasi ionisasi yang terjadi selama atau sesudah pubertas.

Semua faktor itu dapat meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Kemudian faktor keturunan. Kanker payudara bisa disembuhkan asalkan ditemukan dalam stadium dini. Bagaimana pengobatan kanker payudara? Bisa dengan mastektomi atau operasi pengangkatan payudara. Baik pengangkatan total payudara dan benjolan di ketiak, pengangkatan payudara saja maupun pengangkatan sebagian pada bagian yang terdapat kanker saja.

Radiasi, yaitu proses penyinaran dengan sinar X dan sinar gamma pada bagian yang terkena kanker. Ini berfungsi untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa setelah operasi. Kemoterapi, yaitu pemberian obat- obatan antikanker. Baik obat dalam bentuk pil cair/kapsul maupun melalui infus untuk membunuh sel kanker. Berikut ini tips mencegah kanker payudara, yaitu dengan pencegahan primer. Langkah itu merupakan promosi kesehatan melalui upaya menghindarkan diri dari faktor risiko di atas serta melakukan pola hidup sehat.

Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara sendiRI alias SADARI. Cara itu bisa dilakukan sendiri di rumah, sangat efektif, dan mudah. Apabila ditemukan kelainan harus segera periksa ke dokter. Pencegahan sekunder dilakukan pada wanita yang memiliki risiko terkena kanker payudara. Yaitu dengan melakukan deteksi dini dengan skrining mammograi , yang diklaim memiliki 90 persen akurat. Skrining berlaku untuk wanita usia 40 tahun ke atas.

Wanita yang harus rujuk skrining setiap tahun dan wanita normal yang harus rujuk skrining tiap 2 tahun sekali hingga usia 50 tahun. Pencegahan tertier  dilakukan pada wanita yang positif menderita kanker payudara. Ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencegah komplikasi penyakit. Bisa berupa operasi, kemoterapi sitostatika. Pada stadium tertentu hanya berupa simptomatik dan pengobatan paliatif.

Dalam dekade terakhir penanganan kanker payudara telah menunjukkan kemajuan, sehingga kematian akibat kanker payudara bisa diturunkan. Ternyata, meski kanker payudara adalah penyakit yang mengerikan, tetapi kita bisa mencegahnya. Program deteksi dini dengan SADARI merupakan suatu keharusan, karena dengan ditemukan dalam stadium dini harapan sembuh akan lebih besar. Dengan begitu kita, terutama kaum wanita lebih bisa menjaga diri dan kesehatan. Semoga bermanfaat! *) Kepala Puskesmas Tegalsari @radar