Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jam Berapa pun Siap Masuk Got

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

jamWalau Banyuwangi bukan termasuk daerah rawan banjir, tapi pemkab selalu siaga menghadapi ancaman banjir. Salah satu bentuk kesiagaan itu adalah membentuk tim satuan tugas (satgas) banjir.

—————————

SATGAS banjir dibentuk sejak Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP) dihidupkan kembali pada era Bupati Abdullah Azwar Anas 2011 lalu. Tim yang berada di bawah koordinasi DKP itu memiliki anggota 48 orang. Tugas utama satgas banjir adalah melakukan normalisasi saluran drainase dan saluran air kotor. Pada musim kemarau, setiap hari tim tersebut berada di beberapa sungai di Banyuwangi.

Selain membersihkan sungai dari sampah, tim tersebut juga bertugas membersihkan saluran drainase. Pada musim hujan seperti sekarang, tugas satgas lebih berat. Mereka harus mengawasi dan mengontrol seluruh drainase yang tersebar di beberapa lokasi setiap saat. “Tim satgas disebar di berapa lokasi,” papar Kepala DKP Banyuwangi, Arief Setiawan. Dalam beberapa hari terakhir, anggota satgas banjir DKP siaga.

Itu terjadi karena intensitas hujan terus meningkat. Pada saat hujan, tim harus berada di lapangan untuk memastikan saluran drainase berfungsi sebagaimana mestinya. Sebelum musim hujan, beberapa drainase sudah dibersihkan. Namun demikian, pada saat hujan turun masih banyak genangan air Beberapa genangan itu disebabkan debit air hujan tinggi dan saluran drainase tersumbat. Pendataan tim satgas banjir, di Kecamatan Banyuwangi ada sekitar sepuluh titik genangan air.

Durasi genangan air berkisar 15 menit hingga 30 menit. Jika genangan air disebabkan debit air hujan, maka genangan air tersebut akan surut saat hujan berakhir. Tetapi, jika genangan air disebabkan saluran drainase tersumbat, maka satgas banjir harus bertindak. Anggota satgas banjir tidak segan masuk got untuk mengangkat tumpukan sampah yang menyumbat saluran drainase. Kegiatan itu dilakukan setiap hujan turun, baik di siang hari maupun malam.

“Kalau hujan turun, jam berapa pun kita harus keluar rumah,” tutur Muhammad Nahi, salah seorang anggota satgas banjir DKP. Pada saat turun ke saluran drainase, peralatan yang digunakan terkesan seadanya. Mereka hanya menggunakan tali untuk mengikat badan agar tidak terseret air. “Paling singkat, satu jam baru selesai. Kita sampai tiga jam lamanya di dalam drainase untuk membersihkan sampah,” tutur Junaidi, anggota satgas banjir.

Pada saat hujan, sebanyak 48 anggota satgas banjir disebar di beberapa lokasi. Masing-masing anggota sudah diplot di tempatnya masing-masing. Lokasi yang rawan genangan air menjadi prioritas. Mereka harus turun ke saluran drainase jika air tidak lancar karena sampah. Walau drainase sudah dibersihkan, tapi tidak menjamin saluran bisa lancar. Sebab, pada saat hujan, beberapa drainase penuh sampah kiriman dari hulu. Sampah kiriman itu menyumbat drainase, sehingga air hujan tidak bisa mengalir dengan lancar.

Sebagian besar tumpukan sampah nyangkut pada pipa PDAM dan beberapa kabel yang melintang di saluran drainase. Jika sampah sudah tersangkut di pipa PDAM dan kabel, maka sampah itu harus diangkat. “Kalau sampah nggak diangkat, air akan tetap menggenang walau hujan sudah reda,” papar Asari, anggota satgas lain. Tim satgas mengaku senang melaksanakan tugas tersebut, walau sejatinya tugas mereka sangat berat. “Senang karena bisa berbuat untuk orang banyak,” ujar Muhammad Najib. (radar)