Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kemarau, Lereng Ijen Rawan Terbakar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

LICIN – Mengantisipasi dampak serius El Nino 2015 dan ancaman kebakaran hutan dan lahan perlu kesiapan dan kewaspadaan masyarakat. Menanggapi hal itu, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur menggelar apel siaga dan simulasi pemadaman kebakaran hutan di Pos Paltuding, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Rabu (2/9) kemarin.

Dalam pelaksanaan apel siaga dan simulasi kemarin hadir perwakilan Dinas Kehutanan Bondowoso, Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Banyuwangi, BPBD Banyuwangi, BPBD Bondowoso, Perhutani, UPT Dirjen KSDAE. Forpimka Licin dan Sempol.

Hadir pula para manajer perkebunan di kawasan Gunung Ijen dalam apel siaga dan simulasi kebakaran hutan kemarin. Kepala Balai Besar KSDA Jatim, Suyatno Sukandar, mengatakan apel siaga dan simulasi pemadaman kebakaran hutan penting dilakukan.

Kegiatan seperti itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan bersama agar un sur pemerintah dan elemen masyarakat sekitar hutan siap mencegah kebakaran hutan yang bisa saja terjadi pada saat musim kemarau seperti ini.

“Kebersamaan itu sangat penting karena hutan kita ini sangat luas. Ini tugas yang tidak ringan,” kata Suyatno.  Perlu diketahui, jika terjadi kebakaran hutan tentu sangat merugikan kita. Misalnya saja ekologis hutan menjadi rusak, fungsi perlindungan keanekaragaman hayati juga menurun.

Nilai ekonomi dan produktivitas hutan tentu juga menurun apabila ada kebakaran hutan. “Asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan juga sangat mengganggu kesehatan dan kelancaran transportasi,” tambah Suyatno. Bahkan, kebakaran hutan yang terjadi di lndonesia dampaknya juga sampai ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Dengan kondisi seperti itu, tentunya sangat membahayakan kehidupan manusia saat ini dan masa-masa yang akan datang.  Ironisnya, kebakaran hutan yang terjadi akhir-akhir ini penyebabnya adalah manusia. “Selain perlu kerja sama yang baik demi mencegah kebakaran, sebagai manusia kita juga harus sadar diri bahwa dampak terbakarnya hutan sangat merugikan,” terang Suyatno.

Suyatno menambahkan, kondisi hutan di Gunung Ijen saat ini sudah tergolong riskan. Kemarau yang berkepanjangan saat ini menyebabkan lahan hutan dikawasan hutan tersebut sangat rawan terbakar. ”Bahan bakar penyebab kebakaran di hutan  sekitar Gunung Ijen sudah banyak.

Puntung rokok saja bisa menjadi pemicu kebakaran,” tuturnya.  Apabila ada masyarakat yang tertangkap tangan sengaja membakar hutan di kawasan hutan bisa ditindak pidana karena melanggar UU No. 590 tentang konservasi sumber daya alam, hayati dan ekosistem; dan UU No. 41 tentang kehutanan dan pengelolaan lingkungan hidup.

”Ancaman hukumannya 5 tahun penjara dan denda satu miliar bagi yang sengaja membakar hutan,” tegas Suyatno. (radar)