RadarBanyuwangi.id – Setiap 21 Juni, dunia merayakan Hari Yoga Internasional, sebuah kesempatan global untuk meningkatkan pemahaman tentang keuntungan fisik, mental, dan spiritual dari yoga.
Perayaan ini dimulai sejak 2015 berkat usulan Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan tanggal ini dipilih karena berdagu dengan titik balik musim panas di belahan bumi Utara, yang melambangkan keseimbangan antara siang dan malam serta harmoni yang dianggap sebagai inti dari yoga.
Pada 27 September 2014, PM Modi mengajukan penetapan hari ini di hadapan Majelis Umum PBB. Setelah mendapatkan dukungan dari 177 negara, Resolusi 69/131 disetujui tanpa pemungutan suara pada 11 Desember 2014, yang menetapkan 21 Juni sebagai Hari Yoga Internasional.
Tanggal ini juga memiliki arti simbolis yaitu hari terpanjang di belahan utara yang melambangkan cahaya, energi, dan keselarasan antara manusia dengan lingkungan.
Pada tahun ke-11 (2025), tema yang diangkat adalah “Yoga for One Earth, One Health”, yang menekankan bahwa kesejahteraan fisik dan mental manusia terkait erat dengan kesehatan planet. Beragam kota besar menyelenggarakan acara besar seperti ‘Yoga Sangam’ di lebih dari 100. 000 tempat di India, serta sesi besar di New York, Paris, Bangkok, dan Jakarta.
Yoga menggabungkan latihan postur (asanas), teknik pernapasan (pranayama), dan meditasi untuk meningkatkan fleksibilitas, daya tahan tubuh, stabilitas mental, serta mengurangi stres. WHO dan UNICEF juga mengakui yoga sebagai strategi pencegahan untuk penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi.
Hari ini bukan hanya sekadar tentang fisik, tetapi juga menghormati warisan spiritual kuno dari India, dari dasar filosofi hingga praktik mindfulness yang kontemporer. Simbol logo (dengan elemen bumi, air, api, dan alam) mencerminkan harmoni serta kesatuan antara manusia dan lingkungan. ***
