Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kepahlawanan Relawan Aura Lentera dan Rumah Literasi Peduli Disabilitas dan Penyintas Kusta di Banyuwangi

kepahlawanan-relawan-aura-lentera-dan-rumah-literasi-peduli-disabilitas-dan-penyintas-kusta-di-banyuwangi
Kepahlawanan Relawan Aura Lentera dan Rumah Literasi Peduli Disabilitas dan Penyintas Kusta di Banyuwangi
34 menit lalu11 November 2025oleh administrator

Banyuwangi:Jurnalnews::Kickoff Program Building Effective Network (BEN) & Meaningful Youth Participation (MYP) di Hotel Aston Banyuwangi hari ini Senin 10 Nopember 2025 bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, tegaskan supertim melayani disabilitas. Acara yang dimoderatori oleh Indah Cahyaning Tyas, aktivis Yayasan Aura Lentera Indonesia (YALI) diawali oleh NS. Tunggul Harwanto, M. Kes, ketua Rumah Literasi Indonesia di Banyuwangi paparkan edukasi Program Building Effective Network (BEN) & Meaningful Youth Participation (MYP).

Program yang disuport oleh Liliane Fonds Netherlands & NLR Indonesia ini digagas untuk memperkuat kapasitas organisasi lokal, komunitas, serta para pemangku kepentingan dalam menciptakan ekosistem dukungan yang berkelanjutan. Fokus utama kegiatan ini adalah membangun jejaring efektif antar lembaga, sekolah, tenaga kesehatan, oragnisasi penyandang disabilitas, organisasi masyarakat sipil dan kelompok masyarakat agar anak dan remaja dengan disabilitas maupun yang terdampak kusta dapat memperoleh akses yang setara terhadap pendidikan, layanan kesehatan, serta kegiatan sosial.

NLR Indonesia sebagai Grant Manager dari Program BEN dan MYP mendapatkan mandat mengkoordinasikan fase transisi, memastikan mekanisme koordinasi terbentuk, dan mempersiapkan peta jalan program Fase I (2026 – 2028). Program BEN saat ini telah dijalankan di 3 negara yaitu Bangladesh, Philipina dan Indonesia.

Di Indonesia program ini dijalankan di 3 propinsi yaitu propinsi Jawa Timur, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Kegiatan soft lounching kickoff yang digelar di Hotel Aston Banyuwangi ini dihadiri oleh pimpinan SKPD pemerintah daerah seperti Kepala Dinas Kesehatan,Kepala Kemenag, Kepala Dinas Sosial,Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Direktur RSUD Blambangan organisasi penyandang disabilitas, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, serta para remaja dengan disabilitas. Acara berlangsung hangat dengan sesi dialog interaktif, deklarasi komitmen bersama, dan pembentukan forum jejaring lokal.
Tujuan kegiatan BEN dan MYP di Banyuwangi, yaitu:

  1. Memperkenalkan kerangka program Building Effective Networks (BEN) kepada organisasi lokal dan pemangku kepentingan utama.
  2. Memfasilitasi pertukaran informasi dan pemahaman bersama terkait konteks, tantangan, dan peluang dalam memperkuat inklusi anak dan remaja dengan disabilitas.
  3. Membangun komitmen bersama untuk menjalankan fase transisi menuju tata kelola jaringan yang inklusif, transparan, dan berkelanjutan.

Diharapkan setelah kegiatan ini:• Peserta memiliki pemahaman yang jelas mengenai kerangka BEN, Roadmap, dan struktur tata kelola yang akan dibangun.• Terbentuk kesepahaman awal terkait mekanisme koordinasi, peran, dan tanggung jawab organisasi lokal serta pemangku kepentingan.• Tersusunnya rencana tindak lanjut jangka pendek sebagai dasar pelaksanaan fase transisi.

• Meningkatnya komitmen dan rasa kepemilikan (sense of ownership) dari organisasi lokal dan pemangku kepentingan terhadap tujuan BEN dan MYP di Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno, S.Pd., M.M. menyampaikan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi.

Dalam sambutannya Suratno menjelaskan bahwa Kabupaten Banyuwangi telah menjadi Kabupaten Inklusif sejak tahun 2014. Dan saaat ini Banyuwangi sudah punya Perda dan perbup Unit Layanan Difabilitas terintegrasi. “Harapan kami program ini menjadi energi positif berkelanjutan untuk pelayanan kesetaraan saudara kita yang istimewa;” tuturnya.

Berikutnya Sekretaris Bappeda Kabupaten Banyuwangi Budi Wahono, S.T. memberikan edukasi tentang berbagai program yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi sebagai Kabupaten Inklusif, antara lain Pemda Banyuwangi telah membuka peluang difabel untuk menjadi ASN.

Sedang narasumber Masfufah, S.Pd. Kepala SLB Negeri Banyuwangi yang juga mewakili PERKINS International di Banyuwangi.
Masfufah memberikan materi tentang menejemen ekosistem inklusif dengan pendekatan Sustainable Development Goals dan Stakeholders Analysis. Disamping itu Masfufah juga mengulas tentang mekanisme Sistem Layanan ULD Terintegrasi.

Dalam sesi tanya jawab dan tanggapan beberapa peserta mewakili komunitasnya seperti Ricky Malebhy Ketua Gerkatin (Gerakan Kesejahteraan Tuli Indonesia) menyampaikan kesulitan mereka dalam menyusun program untuk mensejahterakan anggotanya, terutama dalam keterkaitan dengan aktivitas UMKM Difabel.Pak Umar Asmoro seorang tetuab forum OPDis banyak memberikan masukan tentang berbagai masalah difabel dan apa yang perlu dilakukan secara real dalam mengelola berbagai permasalahan tersebut.

Dan yang paling menarik dari sesi ini adalah masukan dari Nurhadi Windoyo, seorang Tuna Netra yang menjabat sebagai Ketua Aura Lentera. Menurut Windoyo kita jangan sampai terjebak dalam inovasi tapi tidak dapat memelihara keberlanjutan inovasi tersebut. Tetapi alangkah baiknya jika kita dapat berkolaborasi dengan baik dengan berbagai pihak terkait untuk mencapai tujuan, karena dalam kenyataannya hambatan terbesar dalam kolaborasi adalah banyaknya ego sektoral.

Mbak Hanum seorang aktifis pemberdayaan masyarakat menambahkan : “Kolaborasi syaratnya mau terbuka, mau mendengar dan siap bekerjasama. Norma yang harus dijaga adalah jangan mengorbankan kepentingan mayoritas untuk kepentingan minoritas, karena itu sebenarnya bukan inklusif, tapi eksklusif.

“Kita harus membangun sistem layanan terbaik, dan tidak terpaku pada sistem dan prosedur yang kaku. Jangan terjebak pada inovasi yang kelihatan indah, tapi melupakan pondasi yang harus mengakar kuat, “tegasnya sambil senyum.

Tunggul dan Indah sampaikan membuka peluang siapapun untuk bersinergi dan bergandeng tangan. Dan juga telah terseleksi 7 enumurator yang akan bareng camat, kades dan kepala puskesmas untuk input data dampingan di wilayah terpilih. “Temuan lokal di desa bisa membuka ruang dialog hingga kabupaten dan ajang aspirasi nasional yang bisa jadi issu global untuk kedamaian sab kesejahteraan bersama (AW/AWN/JN)

Arsip Pilih Bulan November 2025 Oktober 2025 September 2025 Agustus 2025 Juli 2025 Juni 2025 Mei 2025 April 2025 Maret 2025 Februari 2025 Januari 2025 Desember 2024 November 2024 Oktober 2024 September 2024 Agustus 2024 Juli 2024 Juni 2024 Mei 2024 April 2024 Maret 2024 Februari 2024 Januari 2024 Desember 2023 November 2023 Oktober 2023 September 2023 Agustus 2023 Juli 2023 Juni 2023 Mei 2023 April 2023 Maret 2023 Februari 2023 Januari 2023 Desember 2022 November 2022 Oktober 2022 September 2022 Agustus 2022 Juli 2022 Juni 2022 Mei 2022 April 2022 Maret 2022 Februari 2022 Januari 2022 Desember 2021 November 2021 Oktober 2021 September 2021 Agustus 2021 Juli 2021 Juni 2021 Mei 2021 April 2021 Maret 2021 Februari 2021 Januari 2021 November 2020 Oktober 2020 September 2020 Agustus 2020 Juli 2020 Juni 2020 Mei 2020 April 2020 Maret 2020 Februari 2020 Januari 2020 Desember 2019 November 2019 Oktober 2019 September 2019 Agustus 2019 Juli 2019 Juni 2019 Mei 2019 April 2019 Maret 2019 Februari 2019 Januari 2019 Desember 2018 November 2018 Oktober 2018 September 2018 Agustus 2018 Juli 2018 Juni 2018 Mei 2018 April 2018 Maret 2018 Februari 2018 Januari 2018 Desember 2017 November 2017 Oktober 2017 September 2017 Agustus 2017 Juli 2017 Juni 2017 Mei 2017 April 2017 Januari 2013 Desember 2012 Januari 1970