TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Mentari belum menyinari belahan bumi di wilayah Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, namun puluhan relawan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri sudah sibuk menyiapkan 3.700 porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sehat terukur bagi siswa siswi.
Mereka bekerja secara estafet bahu-membahu memastikan setiap tahapan, mulai dari penyiapan bahan, memasak, pemorsian, hingga distribusi berjalan tepat waktu. Tak luput kontrol ahli gizi memastikan keamanan dan kualitas serta memantau status gizi makanan. Tujuannya satu, melayani kebutuhan gizi yang sesuai untuk pelajar.
Yang tak biasa, SPPG yang berada di bawah naungan Yayasan Kemala Bhayangkari itu menerapkan standar khusus dan menjadikannya berbeda. Kontrol kualitas makanan mereka yang sangat ketat hingga melibatkan seksi kedokteran dan kesehatan (dokkes) Polri.
“Pola pendistribusian didahului dengan Food Security Test oleh Dokkes Polri yang datang setiap hari,” kata Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol. Rama Samtama Putra melalui mitra SPPG Polri Blimbingsari, Ali Mansur, Jumat (17/10/2025).
Setiap menu diperiksa secara rinci menggunakan alat khusus untuk mendeteksi potensi bahaya. Prosedur ini krusial untuk memastikan keamanan dan kelayakan konsumsi MBG sebelum didistribusikan.
Prosedur pemeriksaan makanan yang sangat ketat tersebut sudah menjadi standar operasional sejak peluncuran SPPG pada Kamis, 17 Juli 2025. Komitmen ini bahkan dipertahankan sebelum isu keracunan yang diduga terkait MBG mencuat di sejumlah daerah.
“Saya harap ini standar uji ketat seperti SPGG Polri ini bisa jadi role model bagi SPPG lainya,” ujar Pria yang akrab disapa Haji Ali tersebut.
Kombes Pol. Rama juga rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) langsung ke dapur SPPG. Hal ini dilakukan untuk memastikan proses penyajian MBG oleh SPPG Polri selalu berjalan sesuai dengan aturan dan standar yang ditetapkan.
“Karena kita ketat. Buah busuk tidak lolos. Telur atau ayam tidak fresh kita tolak. Jangan pernah berharap dan bermimpi dari bahan yang jelek atau tidak bagus bisa berharap hasilnya bagus, tidak akan terjadi,” tuturnya.
Dengan keyakinan penuh pada mutu, SPPG Polri berkomitmen konsisten menjalankan seluruh Standar Operasional Prosedur (SOP), mulai petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis MBG. Hal ini ditunjang dengan penekanan ketat pada setiap karyawan dan relawan: mereka wajib bekerja disiplin, menjunjung tinggi higienitas, dan menjalankan tugas pokok dan fungsi dengan penuh amanah.
“Harus menjadi relawan yang amanah,” cetusnya.
Program ini diharapkan dapat terus berjalan secara berkesinambungan karena terbukti menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang luar biasa, terutama dalam menggerakkan perekonomian masyarakat lokal dan penyerapan tenaga kerja sekitar.
Jika pun terjadi kesalahan atau kelemahan yang dilakukan pihak SPPG, Ali berharap hal tersebut bukan menjadikan program harus berhenti secara keseluruhan.
“Program jangan berhenti, tapi harus dikoreksi,” pintanya.
Sebab hingga saat ini, MBG cukup bermanfaat bagi masyarakat, mulai dari menyerap tenaga kerja, menggerakkan roda ekonomi masyarakat, hingga pemenuhan gizi bagi generasi penerus bangsa. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |