Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kreasi Hadrah Nusantara Semarakan Rangkaian Harlah Satu Abad NU di Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Rangkaian peringatan satu abad Nahdlatul Ulama terus digelar di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya adalah Sholawatan dan Festival Tradisi Islam Nusantara (FTIN) yang akan digelar oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Senin 9 Januari 2023 di Banyuwangi yang dihadiri Presiden RI, Joko Widodo.

Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf menjelaskan, Banyuwangi sengaja dipilih sebagai salah satu lokasi peringatan satu abad NU karena memiliki tradisi dan akar historis cukup kuat dalam tradisi keislamannya.

“Apalagi di sini merupakan tempat lahirnya Sholawat Badar. Nanti, pada acara ini, PBNU akan memberikan penghargaan pada mendiang KH. Ali Manshur sebagai penggubah sholawat yang menjadi ciri khas warga Nahdliyin.” jelasnya.

IMG-20230110-WA0101

Festival Tradisi Islam Nusantara menghadirkan beberapa penampilan kesenian khas NU dengan berbagai pertunjukkan kolosal. Di antaranya Lalaran Alfiyah Kolosal yang melibatkan lebih dari 500 santri dan santriwati yang membawakan tradisi menghafal nadzam ilmu nahwu tersebut secara artistik dengan sentuhan berbagai budaya Nusantara.
Tradisi menghafal nadzam ilmu nahwu karangan Ibnu Malik tersebut ditampilkan secara artistik dengan tabuhan kendang yang dipadukan berbagai budaya Nusantara. Mereka juga berasal dari berbagai daerah se-nusantara yang mondok di berbagai pondok pesantren di Banyuwangi hingga pagelaran kreasi hadrah nusantara berkolaborasi dengan seni tari rodat syiiran yang dikemas dengan penampilan Kreasi Hadrah Nusantara. Tampilan spektakuler ini diikuti oleh 300 penabuh rebana dan 500 penari yang membawakan ragam tari daerah berbasis Islam di Nusantara.

Jokowi yang duduk dipanggung utama bersama para Menteri dan pengurus PBNU nampak terkesima. Ia mengikuti gerakan para santri yang mengatupkan kedua tanggannya di depan dada sembari menggerak-gerakkannya ke kanan dan ke kiri.

Selama penampilan Presiden Jokowi tampak beberapa kali menggoyangkan tangannya sambil mengikuti iringan musik. Goyangan tangan Jokowi tersebut disambut riuh belasan ribu santri yang memadati stadion.

IMG-20230110-WA0100

Selain Presiden Jokowi dan Habib Syech, acara itu juga dihadiri Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Menpan-RB Abdullah Azwar Anas, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Dari jajaran pengurus PBNU, hadir Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Bendahara Umum PBNU Gudfan Arif Ghofurs, dan Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Yenny Wahid serta jajaran PBNU lainnya.

Bupati Ipuk mengatakan selama ini seni dan budaya terus mewarnai perjalanan Banyuwangi. “Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang memiliki pesantren cukup banyak. Karena itu tradisi-tradisi pesantren kian memperkaya budaya Banyuwangi. Terima kasih PBNU telah mempercayai Banyuwangi sebagai penyelenggara rangkaian peringatan Satu Abad NU,” kata Ipuk.

Dalam festival tersebut juga menghadirkan Konser Sholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf.

Saat berkesempatan memberikan sambutan, Jokowi mengenang kedekatannya dengan Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf.

“Beliau ini adalah habib dari Solo. Tetapi saya sudah kira-kira delapan tahun tidak bertemu, dan bertemunya justru di Banyuwangi,” kata Jokowi.
Saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jokowi mengenang hampir setiap hari berjumpa dengan Habib Syech.

Jokowi yang duduk dipanggung utama bersama para Menteri , Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf dan pengurus PBNU nampak terkesima. Ia mengikuti gerakan para santri yang mengatupkan kedua tanggannya di depan dada sembari menggerak-gerakkannya ke kanan dan ke kiri.

Sementara Habib Syech turut mengenang masa-masa kebersamaan ketika Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Menurutnya, Jokowi punya andil besar dalam mengubah keadaan masyarakat di Solo ketika itu.

“Bapak Presiden dan saya bersama-sama mengubah keadaan masyarakat yang ada di sekitar kami, yaitu masyarakat Semanggi Kidul menjadi masyarakat ahli sholawat saat ini,” kata Habib Syech.

Habib Syech juga mengenang Jokowi sebagai sosok yang berhasil menyulap tempat-tempat kumuh di Solo menjadi lebih bagus dan menyejahterakan warganya.

Meski kini jarang bertemu dengan Jokowi, Habib Syech selalu mendoakan sang Presiden dalam setiap waktu.(Ilham Triadi)

source