Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pengusaha Tahu dan Tempe di Banyuwangi Banyak yang Mengeluh Akibat Naiknya Harga Kedelai Import.

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Banyuwangi, Jurnalnews – Akhir-akhir ini banyak para Perajin Tahu dan Tempe di Banyuwangi mengeluh akibat tingginya harga kedelai import sebagai bahan bakunya untuk memperoduksi Tahu dan Tempe. Banyak para pengusaha Tahu dan Tempe di Banyuwangi mengeluh karena tingginya harga kedelai import sebagai bahan bakunya, Kamis (30/11/23)

Mak Hajja Suliatun produsen Tahu dari Kelurahan Bakungan Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi mengatakan

“Jangankan mencari untung, bisa produksi saja sudah bersyukur, karena kalau produksi di stop maka dampaknya adalah nasib para pekerjanya, ” katanya.

Pak Haji Echwan Hakim menambahkan “Apabila dikurangi ukuran Tahunya, maka dipastikan banyak para pedagang yang untuk dijual lagi Tahunya di pasar mengeluh, hal ini disebabkan karena Tahu produksi Saya terkenal besar dan padat. Pernah Saya coba untuk mengurangi ukurannya, tapi dampaknya adalah banyak para pedagang yang di omeli konsumen karena tahunya tidak sama dengan yang sebelumnya, “jelasnya.

IMG-20231130-WA0034

Imam Sofingi produsen Tempe rumahan yang tinggal di Kelurahan Singotrunan Kecamatan Banyuwangi pun merasakan hal yang sama.

“Dampak kenaikan harga kedelai import di Banyuwangi Minggu Minggu ini merupakan penyebab semakin banyaknya para perajin Tempe yang mengeluh, dan untuk mengurangi biaya produksi, saya kerjakan sendiri mulai mencari bahan baku sampai produksi. Setelah siap untuk dipasarkan, lalu saya jual sendiri di pasar Blambangan, ” cetusnya.

Masih Imam Sofingi berharap, harga kedelai di Banyuwangi pada khususnya bisa kembali normal seperti pada saat sebelum pandemi Covid-19 yaitu di sekitaran harga Rp 8.000 sampai Rp 9.000 per kg.

“Ini juga harapan dari teman-teman perajin Tahu Tempe, harganya seperti yang dulu yaitu sekitaran sampai Rp 8.000 an per kg. Kalaupun seumpamanya ada kenaikan, itu mereka berharap maksimal Rp 9.000 per kg,” kata Imam dengan penuh harap.(AWI)

source