RadarBanyuwangi.id – Usai kepindahannya dari Mercedes pada musim 2025, Lewis Hamilton menghadapi tantangan serius.
Hingga balapan di Grand Prix Arab Saudi, pembalap asal Inggris ini hanya bisa finis di posisi ketujuh dan belum pernah merasakan podium.
Meskipun demikian dukungan dari Fred Vasseur, Team Principal Ferrari, menunjukkan keyakinannya yang optimis pada sang juara dunia tujuh kali itu.
Baca Juga: Hasil Race MotoGP Spanyol 2025, Marc Marquez Crash, Alex Rebut Posisi Terdepan
Hamilton sendiri telah mengungkapkan rasa frustrasinya karena merasa berjuang melawan mobil di setiap tikungan dan menyatakan bahwa tidak ada yang berhasil sepanjang balapan.
Vasseur memastikan bahwa ia 2000 persen mendukung Hamilton. Ia optimistis potensi sejati pembalap Inggris tersebut tetap ada, dengan menunjuk pada performa impresif Hamilton di balapan sebelumnya, seperti kemenangan dalam Sprint Race di GP China dan hasil kompetitif di GP Bahrain.
Menurut Vasseur, masalah yang dihadapi Hamilton bukan soal kemampuan, melainkan soal penyesuaian keseimbangan mobil dan pengelolaan ban.
Baca Juga: Tundukkan Persija di Kandang, Semen Padang Perpanjang Nafas di Liga 1 2024/2025
Keduanya saat ini menjadi fokus utama tim untuk diperbaiki bersama. Vasseur menegaskan bahwa Ferrari dan Hamilton tengah berusaha menghilangkan titik negatif dalam performa mereka, dan yakin bahwa dengan kolaborasi erat, hasil positif akan segera tercapai.
Menanggapi spekulasi bahwa musim ini mungkin menjadi masa transisi bagi Hamilton, Vasseur secara tegas membantah.
Ia mengingatkan bahwa performa Hamilton di China, termasuk mencetak pole position dan memimpin balapan melawan nama-nama besar seperti Oscar Piastri dan Max Verstappen, membuktikan bahwa Hamilton tetap menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.
Baca Juga: Ciro Alves Gantung Sepatu, Begini Ungkapan Kesedihan Bobotoh di Instagramnya
Kekecewaan Hamilton setelah balapan di Jeddah, terutama ketika rekan setimnya, Charles Leclerc, berhasil finis podium, justru dianggap Vasseur sebagai pertanda semangat kompetitif yang sehat.
“Jika dia merasa puas dengan hasil enam atau tujuh, itu baru menjadi masalah. Tapi rasa kecewa menunjukkan ia masih seorang pembalap sejati yang selalu ingin lebih,” kata Vasseur. (*)
