Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Liburan di Banyuwangi, Jajanan Tape Buntut Khas Osing Wajib Dicoba



Banyuwangi

Jika Anda liburan ke Banyuwangi, jangan lupa cicipi makanan dari Suku Osing. Suku di Banyuwangi ini memiliki banyak kuliner yang resepnya diwariskan secara turun temurun. Kuliner khas Suku Osing ini bisa ditemukan di Pasaran Jajanan Kampung Oseng di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

Salah satunya Tape Buntut. Kue ini terbuat dari beras ketan dengan perpaduan Tetel Ketan atau sebagian orang Osing menyebutnya Ketot.

Namanya memang unik. Tape buntut. Disebut demikian karena tape ini dibungkus dengan daun kemiri hingga menyerupai ekor binatang.

Tape buntut ini pada dasarnya sama dengan tape ketan pada umumnya. Bedanya, tape buntut dibungkus dengan daun kemiri. Cara membungkusnya sedemikian rupa sehingga menyerupai ekor binatang. Dalam bahasa Osing, ekor disebut dengan buntut.

“Tape berwarna hijau yang berasal dari pewarna alami. Jadi semua alami. Bahannya alami, bungkusnya alami,” kata Susianti, pembuat tape buntut, Rabu (28/12/2022).

Tidak seperti tape pada umumnya, tape buntut ini dimakan dengan jajanan yang sudah menjadi satu padu. Yakni tetel ketan. Tetel ketan ini dibungkus dengan daun pisang.

“Semua alami. Bahannya alami, bungkusnya alami,” katanya.

Untuk menyantap tape buntut ini, tape dan tetel dipotong sesuai selera. Kemudian disantap bersama-sama dalam satu suapan.

Karena dimakan bersamaan akan memberikan perpaduan rasa yang unik. Rasa manis dan asam dari tape ketan berpadu sempurna dengan gurihnya tetel ketan.

“Ini bisa mengenyangkan perut,” jelasnya.

Jajanan ini cocok untuk disantap kapanpun. Namun masyarakat suku Osing umumnya menyantap ini pada siang hari. Harga tape buntut ini relatif sangat murah.

Biasanya tape buntut ini dijual per ikat. Satu ikat berisi 5 bungkus tape buntut plus dua bungkus tetel ketan.

Simak Video “Sempat Terbengkalai, Gumati Waterpark Sentul Kini Mulai Beroperasi Lagi
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/fat)

source