Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Drone Canggih Dikerahkan, Pencarian Korban KMP Tunu di Selat Bali Masih Nihil

drone-canggih-dikerahkan,-pencarian-korban-kmp-tunu-di-selat-bali-masih-nihil
Drone Canggih Dikerahkan, Pencarian Korban KMP Tunu di Selat Bali Masih Nihil

RADARBANYUWANGI.ID – Pencarian korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali pada hari kedua Jumat (4/7) belum membuahkan hasil.

Tim SAR yang dikerahkan baik di darat laut maupun udara belum menemukan adanya penumpang baru yang berhasil ditemukan.

Pada pencarian hari kedua kemarin, ada dua On Scene Coordinator (OSC) yang dibagi untuk pencarian. Pencarian darat di-cover oleh Polresta dan Kodim dari dua sisi. Baik Banyuwangi maupun Gilimanuk.

Sedangkan di sisi laut, pencarian dikomandani TNI AL dari Lanal di dua sisi pulau. Sedangkan di udara juga dilakukan penyisiran yang dilakukan dengan satu pesawa CN 235 Baharkam Polri, helikopter swasta dari  Bali Air dan helikopter rescue  Basarnas HR-3606.

Tim Polairud yang dipimpin Kasatpolairud Kombespol Arman Asmara bersama Kapolresta Banywuangi Kombespol Rama Samtama Putra menyisir sisi utara menggunakan KP Bima.

Kapal tersebut dilengkapi drone bawah air. Satu setengah jam lamanya, tim mencari keberadaan korban kapal tenggelam. 

Drone ini bisa menjelajah dasar laut, dilengkapi kamera resolusi tinggi, sistem navigasi digital, dan lampu untuk penglihatan di area gelap.

Drone bawah air tersebut mampu dikendalikan dari darat melalui layar kontrol, memberikan tampilan video secara real-time kepada operator.

”Kita sudah menyisir sisi utara perairan Selat Bali. Drone bawah air juga sudah kita  turunkan, tapi belum menemukan hasil. Kondisi cuaca di perairan kurang bersahabat,’’ kata Arman. 

Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda TNI R. Eko Suyatno mengatakan, pencarian pada hari kedua belum memberikan tambahan temuan penumpang KMP Tunu.

Pencarian yang dilakukan sejak pagi hingga pukul 22.00 WIB menyasar beberapa titik lokasi yang memungkinkan menjadi tempat bergesernya korban kapal. “Belum ada tambahan data penumpang yang kami temukan,” kata Eko.

Selama pencarian berlangsung, Eko mengakui jika kondisi cuaca cukup ekstrem. Dia mengatakan visibilitas di Selat Bali yang awalnya mencapai 10 kilometer menurun menjadi 3 kilometer.

Kemudian tinggi ombak yang biasanya di angka 0,6 sampai 1,2 meter meningkat menjadi 2 sampai 2,5 meter.

“Data ini juga kita dapat dari BMKG, jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi di wilayah pencarian dengan cuaca seperti itu,” kata Eko.


Page 2

Untuk pencarian hari ketiga, tim SAR gabungan akan mulai membuka opsi pencarian di bawah laut.

Pencarian akan dilakukan di titik last known position atau titik terakhir keberadaan kapal. Hari ini (5/7) tim SAR gabungan akan menggunakan underwater searching device (USD) atau peralatan pencarian bawah air.

Alat alat tersebut bisa terdiri dari beberapa komponen yang ditempatkan di alat utama  SAR yang selama ini ikut dalam pencarian.

“Hasil diskusi kita posisi kapal berada di kedalaman laut 40 sampai 50 meter. Kita siapkan operasi penyelaman. Ini kita siapkan sarana dan prasarana, mungkin nanti alat juga dari TNI AL. Selain itu kita juga siapkan men power-nya untuk melakukan operasi ini,” tegasnya.

Meski telah menyiapkan operasi pencarian bawah air, pihaknya tidak ingin menjustifikasi bahwa semua korban yang belum ditemukan berada di bawah air.

Karena operasi SAR masih akan berlangsung selama tiga hari ke depan. Semua kemungkinan masih tetap bisa terjadi selama operasi SAR masih berlangsung.

“Pentahapan yang kita lakukan jelas, kita maksimalkan pencarian dipermukaan kemudian kita siapkan pencarian di bawah,” kata Eko.

Terkait dengan jumlah penumpang kapal, Eko mengatakan, Basarnas masih terus melakukan rekonfirmasi ulang.

Yang jelas untuk saat ini 36 penumpang telah berhasil dievakuasi. Rinciannya, 30 orang selamat dan 6 meninggal dunia.

Sebanyak 21 orang selamat adalah warga Banyuwangi dan 9 sisanya adalah warga Bali. Dengan demikian, masih ada 29 penumpang kapal yang belum ditemukan.

“Kami tetap memasang semua penginderaan. Kami sementara fokus dalam pencarian dan pertolongan tapi kita terus cek ulang terkait data dan laporan dari tim tentang jumlah penumpang,” kata Eko.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengumpulan data dan informasi selama dua hari terakhir.

Mulai dari data cuaca, traffic control, dan komunikasi yang terjadi antara kapal dengan pihak luar saat malam kejadian KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam.

Hari ini (5/7) pencarian data akan dilanjutkan dengan mewawancarai korban selamat dari peristiwa tersebut. Baru selanjutnya  KNKT akan menarik kesimpulan seperti apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu.

“Kita fokus pada pengumpulan data, selama operasi SAR berlangsung. Nanti, setelah operasi SAR selesai baru akan kita handel,” pungkasnya. (fre/aif)


Page 3

RADARBANYUWANGI.ID – Pencarian korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali pada hari kedua Jumat (4/7) belum membuahkan hasil.

Tim SAR yang dikerahkan baik di darat laut maupun udara belum menemukan adanya penumpang baru yang berhasil ditemukan.

Pada pencarian hari kedua kemarin, ada dua On Scene Coordinator (OSC) yang dibagi untuk pencarian. Pencarian darat di-cover oleh Polresta dan Kodim dari dua sisi. Baik Banyuwangi maupun Gilimanuk.

Sedangkan di sisi laut, pencarian dikomandani TNI AL dari Lanal di dua sisi pulau. Sedangkan di udara juga dilakukan penyisiran yang dilakukan dengan satu pesawa CN 235 Baharkam Polri, helikopter swasta dari  Bali Air dan helikopter rescue  Basarnas HR-3606.

Tim Polairud yang dipimpin Kasatpolairud Kombespol Arman Asmara bersama Kapolresta Banywuangi Kombespol Rama Samtama Putra menyisir sisi utara menggunakan KP Bima.

Kapal tersebut dilengkapi drone bawah air. Satu setengah jam lamanya, tim mencari keberadaan korban kapal tenggelam. 

Drone ini bisa menjelajah dasar laut, dilengkapi kamera resolusi tinggi, sistem navigasi digital, dan lampu untuk penglihatan di area gelap.

Drone bawah air tersebut mampu dikendalikan dari darat melalui layar kontrol, memberikan tampilan video secara real-time kepada operator.

”Kita sudah menyisir sisi utara perairan Selat Bali. Drone bawah air juga sudah kita  turunkan, tapi belum menemukan hasil. Kondisi cuaca di perairan kurang bersahabat,’’ kata Arman. 

Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda TNI R. Eko Suyatno mengatakan, pencarian pada hari kedua belum memberikan tambahan temuan penumpang KMP Tunu.

Pencarian yang dilakukan sejak pagi hingga pukul 22.00 WIB menyasar beberapa titik lokasi yang memungkinkan menjadi tempat bergesernya korban kapal. “Belum ada tambahan data penumpang yang kami temukan,” kata Eko.

Selama pencarian berlangsung, Eko mengakui jika kondisi cuaca cukup ekstrem. Dia mengatakan visibilitas di Selat Bali yang awalnya mencapai 10 kilometer menurun menjadi 3 kilometer.

Kemudian tinggi ombak yang biasanya di angka 0,6 sampai 1,2 meter meningkat menjadi 2 sampai 2,5 meter.

“Data ini juga kita dapat dari BMKG, jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi di wilayah pencarian dengan cuaca seperti itu,” kata Eko.