Detik.com
Jakarta –
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas menyebut kerja-kerja birokrasi harus memiliki dampak langsung ke penurunan stunting di masyarakat. Kerja birokrasi tidak boleh hanya sibuk di urusan administrasi, tetapi harus memberikan perubahan nyata di masyarakat.
“Birokrasi ini tidak boleh sibuk sendiri, rapat sana rapat sini, yang diurus lebih banyak tumpukan kertas. Birokrasi harus fokus ke masyarakat,” kata Anas, dalam keterangan tertulis, Selasa (1/8/2023).
“Kerjaan ASN bisa kurangi kemiskinan enggak? Bisa turunkan angka stunting engga?” sambungnya.
Dalam acara Pancasila dalam Tindakan Mendukung Penurunan Stunting yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Banyuwangi itu, Anas menyebut bahwa kerja sama untuk mengurangi stunting adalah aksi nyata penerapan nilai-nilai Pancasila.
“Gerakan yang dihadirkan hari ini merupakan bentuk konkret komitmen dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata. Gotong royong tercermin dalam bentuk collaborative governance antar-kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam menangani stunting,” ujarnya.
Melalui Reformasi Birokrasi (RB) Tematik, KemenPAN-RB mendorong agar kerja birokrasi memiliki dampak langsung di masyarakat. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar birokrasi harus lincah dan cepat serta berorientasi kepada hasil atau outcome, bukan fokus ke input atau hulunya.
“Di KemenPAN-RB, penilaian indeks Reformasi Birokrasi harus menggambarkan dampak kepada masyarakat yang kita sebut RB Tematik. Ada empat sasaran: kemiskinan, investasi, dan percepatan program prioritas seperti produk dalam negeri, inflasi, tentu saja pengurangan stunting,” kata mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) ini.
“Ketiga di atas ditopang oleh digitalisasi pemerintahan,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI (Menkopolhukam) Mohammad Mahfud MD yang mewakili Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, menyampaikan pentingnya menurunkan angka stunting. Khususnya, dalam mempersiapkan Indonesia Emas 2045 mendatang.
“Masalah stunting yang amat kritikal bisa kita selesaikan bersama dengan gotong royong. Indonesia akan jadi Indonesia yang hebat, tahun 2045 akan jadi Indonesia Emas. Kita harus hidupkan semangat gotong royong untuk turunkan stunting,” ujar Mahfud.
Sementara itu, Kepala BPIP Yudian Wahyudi menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila relevan untuk mendorong menurunkan angka stunting. Gotong royong diyakini merupakan kunci untuk menyiapkan generasi berkualitas di masa depan.
“Dampak buruk stunting mempengaruhi kualitas SDM sebuah negara. Stunting bukan hanya berdampak kondisi fisik anak, tetapi juga kesehatan dan kemampuan berpikirnya,” ungkap Yudian.
“Kami di BPIP berikhtiar meneladankan nilai Pancasila melalui program Bapak Asuh Anak Stunting,” sambungnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (PPPA) Anak Indra Gunawan, Komisioner Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Sri Hadiati, Asisten Deputi Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden RI Abdul Muis, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Timur Eddy Supriyanto, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
(ega/ega)