Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Monumen Puputan Bayu di Desa Bayu, Kecamatan Songgon Mulai Dilupakan yang Menjadi Simbol Harjaba

monumen-puputan-bayu-di-desa-bayu,-kecamatan-songgon-mulai-dilupakan-yang-menjadi-simbol-harjaba
Monumen Puputan Bayu di Desa Bayu, Kecamatan Songgon Mulai Dilupakan yang Menjadi Simbol Harjaba
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SONGGON, Jawa Pos Radar Genteng – Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ditetapkan berdasarkan rakyat Blambangan yang berhasil memukul mundur pasukan VOC pada 1771 di Desa Bayu, Kecamatan Songgon. Di desa itulah, sebuah tetenger berupa monumen Puputan Bayu yang jadi simbol Harjaba berdiri.

Monumen Puputan Bayu berada di tengah pemukiman warga Dusun Bayurejo, Desa Bayu. Lokasinya sangat mudah ditemukan karena berada tepat sisi barat jalan menuju wisata Rowo Bayu. “Monumen itu dibangun pada tahun 2003 masa kepemimpinan Bupati Banyuwangi Samsul Hadi,” terang sesepuh Desa Bayu, Lamijan, 70.

Rencana pendirian monumen itu, terang dia, sudah mulai diwacanakan sejak 1997 Bupati Banyuwangi dijabat Turyono Purnomo Sidik. “Waktu itu, saya juga ikut membantu mencari sumber-sumber sejarah terkait perang Puputan Bayu dan mengusulkan titik pendirian monumen Puputan Bayu itu,” terangnya.

Baca Juga: Kerugian Kebakaran Gudang Ikan Capai Rp 200 Juta, dan Api Berhasil Dipadamkan Oleh Petugas Damkar

Lamijan yang juga mantan Kepala Dusun Bayurejo itu mengaku, di monumen itu setiap tahun atau Harjaba selalu digelar kegiatan. “Setiap malam menjelang Harjaba, monumen selalu dibersihkan, setelah itu warga sekitar syukuran,” ungkapnya.

Monumen Puputan Bayu itu, kata Lamijan, selalu ramai tiap tanggal 17 Desember malam. Warga dan bupati semasa Samsul Hadi, Ratna Ani Lestari, hingga Abdullah Azwar Anas hadir untuk mendoakan para pejuang yang gugur di perang tersebut. “Kalau bupati sekarang (Ipuk Fiestiandani) belum pernah datang,” katanya.

Terakhir syukuran di monumen Puputan Bayu dihadiri pejabat dari kabupaten itu setahun lalu atau 2022. Dalam peringatan Harjaba, Wakil Bupati Sugirah hadir. “Tahun ini hanya warga sekitar Dusun Bayurejo saja yang mengadakan syukuran,” ungkapnya.

Baca Juga: Gudang Penyimpanan Ikan di Muncar Terbakar, Damkar Sektor Srono Berjuang Keras Menjinakkan Si Jago Merah yang Membesar

Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, meski monumen Puputan Bayu itu oleh warga dirawat, tapi kondisinya mulai kusam karena termakan usia. Catnya memudar menandakan perawatan masih belum dilakukan. “Sejak dibangun belum pernah diperbaharui lagi catnya,” katanya.

Mantan Kepala Desa (Kades) Bayu, Sugito, berharap pemimpin desa yang baru bisa membantu merawat dan melestarikan monumen pengingat perjuangan rakyat Blambangan itu. “Dengan bergantinya estafet kepemimpinan ini, semoga tidak membuat masyarakat melupakan keberadaan monumen itu,” harapnya.(gas/abi)

Sumber: Jawa Pos Radar Genteng