PURWOHARJO, Jawa Pos Radar Genteng – Para nelayan yang tinggal di pesisir Pantai Grajagan, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, banyak yang melempar jangkar. Penyebabnya, di pantai Laut Selatan itu sedang dilanda angin kencang dan ombak tinggi.
Angin kencang akibat siklon tropis anggrek sejak Sabtu (20/1), membuat nelayan tidak ada yang berani melaut. Sambil menunggu cuaca yang baik, mereka memperbaiki jaringnya. “Saya dua hari ini istirahat,” cetus M Fahmi, 30, nelayan asal Dusun Grajagan Pantai, Desa Grajagan, Selasa (23/1).
Menurut pemuda itu, angin kencang di Laut Selatan menyebabkan ombak di tengah laut sangat besar, di sekitar Perairan Plawangan juga cukup besar. “Ombak di Plawangan tinggi, berbahaya kalau nekat melintas,” katanya.
Selama angin dan ombak tidak bersahabat, Fahmi memperbaiki beberapa peralatan yang biasa dipakai untuk menangkap ikan di sekitar pantai. “Sejak pagi seperti ini, memperbaiki jaring,” ungkapnya.
Baca Juga: Fenomena Siklon Tropis Anggrek yang Menyebabkan Angin Kencang Membuat Banner Caleg Tumbang Diterjang Angin
Fahmi berharap angin yang kencang ini bisa segera reda agar para nelayan bisa kembali melaut seperti sebelumnya. “Kalau faktor alam seperti ini, nelayan hanya bisa pasrah. Semoga setelah cuaca yang tidak baik ini tangkapan ikan meningkat,” harapnya.
Nelayan lainnya, Ahmad Fauzi, 46, menyampaikan selama ada angin kencang, menangkap ikan di sekitar teluk Pelabuhan Grajagan. “Tetap melaut, tapi tapi tidak sampai ke tengah, ombaknya ganas,” katanya.
Jika ombak besar karena angin kencang, bapak dua anak itu tidak ingin mengambil risiko. Karena bila memaksakan, perahunya bias terbalik. “Kalau omabk besar, lebih baik menepi saja, bahaya kalau nekat,” ujar nelayan asal Dusun Kampung Baru, Desa Grajagan.
Fauzi menyebut kondisi angin sebenarnya sudah mulai mereda dibanding Sabtu (20/1). Kemarin, angin dan ombak cenderung lebih tenang. “Angin dan ombak tidak sebesar tiga hari lalu, ini saya akan mencari ikan,” pungkasnya.(gas/abi)
Sumber: Jawa Pos Radar Genteng