Radarbanyuwangi.id – Warga Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar dibuat geram dengan aksi penutupan saluran air yang diduga dilakukan pemilik tanah kavling.
Akibat penutupan itu, daerah di perkampungan penduduk sering banjir setiap turun hujan.
Sudah dua minggu terakhir, saluran air yang ada di dekat tanah kavling milik Wawan itu mendadak ditutup dengan tanah urugan.
“Sejak ditutup itu, setiap turun hujan rumah dan usaha saya kebanjiran,” ungkap salah satu warga sekitar, Munir, 50, Jumat (8/3).
Munir mengaku sebenarnya tidak keberatan dengan alih fungsi lahan sawah di utara tempatnya usaha budidaya lele itu menjadi tanah kavling.
“Tapi sejak saluran air diurug, saya keberatan karena tiap hujan selalu kebanjiran,” dalihnya.
Sebelum saluran air itu ditutup, jelas dia, air dari sisi utara dan selatan selalu lancar melewati saluran air yang menuju ke laut.
“Karena ditutup, airnya malah lewat jalan dan membanjiri tempat usaha ternak lele,” terangnya.
Akibat sering kebajiran, Munir mengaku mengalami kerugian yang cukup besar karena tidak bisa panen setiap turun hujan tiba.
“Ada rugi 500 kilogram karena kebanjiran, kalau diuangkan ya hampir Rp 10 juta,” imbuhnya.
Warga sempat mengadukan penutupan itu ke perangkat desa setempat.
Namun, masih belum dapat jawaban pasti. “Hari ini (kemarin) terpaksa menggali saluran air sendiri biar tidak kebanjiran lagi,” katanya.
Hanya saja, Munir mengaku belum berani membongkar bagian tempuran saluran air yang sudah ditutup permanen.
“Saya tidak berani, nanti kalau dibongkar paksa malah jadi masalah, karena dikira merusak,” ujarnya.
Munir berharap, pemilik kavling segera membenahi saluran air agar tidak menyebabkan banjir di sekitar tanah seluas 4000 meter persegi itu.
Page 2
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Warga Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar dibuat geram dengan aksi penutupan saluran air yang diduga dilakukan pemilik tanah kavling.
Akibat penutupan itu, daerah di perkampungan penduduk sering banjir setiap turun hujan.
Sudah dua minggu terakhir, saluran air yang ada di dekat tanah kavling milik Wawan itu mendadak ditutup dengan tanah urugan.
“Sejak ditutup itu, setiap turun hujan rumah dan usaha saya kebanjiran,” ungkap salah satu warga sekitar, Munir, 50, Jumat (8/3).
Munir mengaku sebenarnya tidak keberatan dengan alih fungsi lahan sawah di utara tempatnya usaha budidaya lele itu menjadi tanah kavling.
“Tapi sejak saluran air diurug, saya keberatan karena tiap hujan selalu kebanjiran,” dalihnya.
Sebelum saluran air itu ditutup, jelas dia, air dari sisi utara dan selatan selalu lancar melewati saluran air yang menuju ke laut.
“Karena ditutup, airnya malah lewat jalan dan membanjiri tempat usaha ternak lele,” terangnya.
Akibat sering kebajiran, Munir mengaku mengalami kerugian yang cukup besar karena tidak bisa panen setiap turun hujan tiba.
“Ada rugi 500 kilogram karena kebanjiran, kalau diuangkan ya hampir Rp 10 juta,” imbuhnya.
Warga sempat mengadukan penutupan itu ke perangkat desa setempat.
Namun, masih belum dapat jawaban pasti. “Hari ini (kemarin) terpaksa menggali saluran air sendiri biar tidak kebanjiran lagi,” katanya.
Hanya saja, Munir mengaku belum berani membongkar bagian tempuran saluran air yang sudah ditutup permanen.
“Saya tidak berani, nanti kalau dibongkar paksa malah jadi masalah, karena dikira merusak,” ujarnya.
Munir berharap, pemilik kavling segera membenahi saluran air agar tidak menyebabkan banjir di sekitar tanah seluas 4000 meter persegi itu.