Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Paju Gandrung Podo Wadone

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

paguBANYUWANGI – Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, mengadakan lomba paju gandrung kemarin (25/9). Uniknya, semua yang mengikuti lomba ini adalah perempuan. Padahal, biasanya, yang melakukan paju gandrung adalah laki-laki. Tetapi, dalam lomba di Desa Kemiren kemarin, semua yang mengikuti lombo paju gandrung itu perempuan warga yang mengikuti lomba paju gandrung itu menari bersama gandrung Temuk dan Mia.

Sekitar 18 peserta mengikuti lomba paju gandrung. Tampak warga yang mengikuti lomba paju gandnmg ini secara bergantian naik ke atas pentas yang disediakan panitia untuk menunjukkan keahliannya. Ada juga warga yang malu-malu menari bersama gandrung. Meski tampak malu-malu, warga tersebut terlihat sudah pintar menari. Ketua Adat Desa Kemiren, Adi Pmwadi mengatakan, lomba paju gandrung itu diadakan semata-mata untuk melestarikan budaya tradisional Banyuwangi. 

Mengapa perempuan yang mengikuti lomba paju gandrung? Adi Purwadi mengatakan karena paju gandrung ini boleh dilakukan siapa pun. “Untuk nguri-nguri budaya, maka kita adakan lomba paju gandrung. Tidak harus laki-laki, perempuan juga boleh menari paju gandrung ini,” ujar pria yang akrab disapa Kang Pur itu. Penilaian lomba paju gandrung itu adalah kelenturan dan ketenangan gerakan.

”Pemenangnya nanti akan kita beri hadiah. Lomba ini bertujuan agar warga tidak lupa kebudayaan. Warga Desa Kemiren ini hampir semua bisa menari, baik laki-laki maupun perempuan,” terangnya. Selain itu, lomba paju gandrung ini juga untuk mengingatkan warga terhadap gending-gending gandrung yang mungkin sekarang sudah dilupakan.” Selain itu, juga untuk nguri-nguri gending-gending dalam pementasan gandrung, seperti Gurit Mangur Erang-erang, Kembang Waru, Jaran Dawuk, Keok-keok, danI zain-lain,” ujar Kang Pur (radar)