Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Penyediaan Zona Keran Air Siap Minum Dihentikan, PUDAM Banyuwangi Sebut Terkendala Biaya

penyediaan-zona-keran-air-siap-minum-dihentikan,-pudam-banyuwangi-sebut-terkendala-biaya
Penyediaan Zona Keran Air Siap Minum Dihentikan, PUDAM Banyuwangi Sebut Terkendala Biaya

RadarBanyuwangi.id – Perluasan kawasan zona air siap minum di Banyuwangi belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Tingginya biaya revitalisasi jaringan air bersih menjadi salah satu faktor yang membuat penambahan zona air siap minum tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat di beberapa wilayah di Banyuwangi.

Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Banyuwangi, Abdurrahman mengatakan, saat ini sambungan air bersih siap minum baru mencakup 7.600 rumah tangga di wilayah Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Baca Juga: Apresiasi Program Desa BRILiaN, Wamen BUMN Yakin Pemberdayaan Desa Jadi Engine of Growth Perekonomian Indonesia

Ada lima zona di wilayah Kecamatan Kalipuro yang sudah bisa menikmati air bersih yang bisa langsung diminum tanpa dimasak.

Teknologi itu didapat PUDAM Banyuwangi setelah mendapat hibah air minum berbasis kinerja dari Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR).

“Di lima zona di Kalipuro sudah bisa diminum langsung, sudah diuji laboratorium. Hanya saja, kadang orang-orang masih ter-sugesti, padahal aman,” terang Abdurrahman.

Baca Juga: Dampak Penutupan Rute Ketapang-Lembar, Antrean Kendaraan di Pelabuhan Tanjungwangi Meningkat

Selain itu, PUDAM juga menyediakan air keran siap minum di beberapa ruang publik di Banyuwangi. Salah satunya di Taman Blambangan.

Terkait perluasan zona air siap minum, Abdurrahman mengaku pihaknya belum bisa melakukannya dalam waktu dekat.

Penyebabnya, jaringan pipa di wilayah lain, terutama di kota memerlukan revitalisasi yang biayanya tidak sedikit.

Baca Juga: Lagi Asyik Beristirahat, Tukang Becak di Banyuwangi Ini Disambar Xenia Oleng

Karena jaringan-jaringan itu melintasi kawasan yang masuk di area jalan provinsi dan jalan nasional. Sehingga untuk melakukan perbaikan juga memerlukan izin yang susah.

“Biayanya bisa sampai ratusan miliar rupiah. Apalagi jaringan kita (PUDAM) sudah lama, sejak tahun 1927. Nanti juga perlu dilakukan pergantian ukuran pipa karena jumlah penduduk sudah semakin bertambah,” pungkas Abdurrahman. (fre/sgt)

Sumber: Jawa Pos Radar Banyuwangi