BANYUWANGI, KOMPAS.com – Community and Food Day (CFD) yang digelar di Jalan Ahmad Yani atau depan Pemkab Banyuwangi sejak sebulan belakangan kian diminati masyarakat.
Selain diminati para pelapak yang kini mencapai 222 pelapak, minat beli masyarakat juga tinggi, yang semakin meningkatkan perputaran uang di sana.
Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) Banyuwangi mengungkap, menurut laporan, dari 30 persen total pelapak yang ada di CFD, perputaran uang mencapai Rp 75 juta setiap hari Minggu saat kegiatan tersebut digelar sekitar pukul 6 hingga 10 pagi.
“Padahal itu hanya 30 persen yang mengisi data. Banyak pedagang yang tidak mau melapor. Kalau semuanya melapor, jumlahnya pasti lebih besar,” kata Kepala Diskop UMP Banyuwangi, Nanin Oktaviantie.
Baca juga: Suara Kucing Selamatkan Nyawa Pasutri dari Kebakaran di Banyuwangi
Nanin menyebut bahwa kegiatan CFD di depan Kantor Pemkab Banyuwangi menjadi gaung ekonomi kerakyatan di Banyuwangi karena lonjakan minat pelaku UMKM untuk bergabung bahkan semakin besar dari minggu ke minggu.
Diskop UMP Banyuwangi mengurai panjangnya daftar tunggu pelaku UMKM yang hendak berjualan di CFD karena pendaftaran pelapak telah ditutup.
“Kami sampai harus menutup pendaftaran. Terakhir ada sekitar 150 pelaku UMKM yang terpaksa kami tolak karena keterbatasan tempat. Kalau tidak disetop, jumlahnya bisa tembus 300 lebih,” ujarnya.
Dengan tingginya minat tersebut, kini Diskop UMP tengah mempertimbangkan perluasan area bagi pelapak, tetapi hal tersebut masih dalam kajian lebih lanjut.
Sebab, setiap gelaran CFD tidak hanya diisi aneka dagangan, tetapi juga beberapa layanan publik seperti adminduk dan perbankan.
Dan untuk menjaga kualitas dan ketertiban, Diskop UMP Banyuwangi menetapkan aturan yang cukup ketat, yaitu pelaku UMKM dilarang absen berjualan tiga kali berturut-turut.
“Tiga kali tidak berjualan tanpa izin otomatis akan dikeluarkan dari daftar peserta. Slot kosong tersebut akan diberikan kepada UMKM lain yang masuk dalam waiting list,” ujar Nanin.
Baca juga: Penari Sound Horeg di Banyuwangi Diseruduk Mobil Saat Tampil
Aturan diberlakukan agar peserta tidak seenaknya.
Karena banyaknya peminat, Pemkab Banyuwangi perlu sistem yang disiplin dengan tujuan agar semua pelaku UMKM memiliki kesempatan yang sama.
Kini, selain menata, Diskop UMP memberikan pendampingan bagi pelaku usaha yang dagangannya dianggap kurang laku dengan memberikan pendampingan bersama praktisi ahli untuk membantu para pedagang berinovasi agar produk mereka lebih menarik.
“Kami bantu evaluasi supaya dagangannya bisa terjual. Kadang ada yang jualan ala kadarnya, akhirnya tidak laku. Kan sayang kalau begitu. Karena itu kami dorong inovasi, dari kemasan sampai cara menawarkan produk,” tuturnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!