RadarBanyuwangi.id – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan, melalui petugas pengecekan hewan akan terus meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan hewan menjelang Hari Raya Idul Adha.
“Akan kita pantai, terutama yang akan dibuat kurban,” katanya.
Menurut Arief, penyakit yang biasa menyerang ternak itu yang sifatnya menular seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin diseses (LSD) yang disebabkan virus.
“Ada 12 Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) yang tersebar di sejumlah kecamatan di Banyuwangi. Itu yang saat ini kami instruksikan untuk terus mengecek kondisi ternak di wilayahnya masing-masing,” katanya.
Baca Juga: Nama Gus Makki Hilang dari Daftar Rekom Bacabup PKB, Gus Makki: Santai Saja, Kita Nikmati Proses Ini
Selain melakukan pengecekan pada hewan ternak, Arief mengaku juga memantau pergerakan hewan ternak yang berasal dari daerah luar Banyuwangi.
Itu dilakukan agar penyebaran penyakit menular dapat diantisipasi.
“Kami selalu menekankan surveilan ketat pada mobilitas hewan ternak yang berasal dari luar Banyuwangi. Sehingga, tidak ada kasus penyakit menular karena terinfeksi hewan ternak lain,” ujarnya.
Selain penyakit PMK dan LSD, Dispertan juga memantau penyakit kembung. Penyakit ini juga menjadi perhatian dari para peternak.
Baca Juga: Jelang Idul Adha Harga Ternak Anjlok, Bupati Ipuk Sebut Berkaitan dengan Pasar Sulit Dikendalikan
“Kambing juga bisa masuk angin atau kembung, terutama saat musim penghujan, karena lingkungan lebih dingin,” terang Nuryanto, 51, salah satu peternak asal Dusun Tojo Kidul, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu.
Gejala yang terjadi saat ternak mengalami kembung, itu perut kambing tampak lebih besar daripada biasanya. Kambing jantan tiba-tiba perunya buncit.
“Kalau seperti itu, pasti terkena penyakit kembung,” katanya.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Dispertan Banyuwangi Siapkan 200 Juleha Bersertifikat Halal: Ini Tugasnya
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan, melalui petugas pengecekan hewan akan terus meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan hewan menjelang Hari Raya Idul Adha.
“Akan kita pantai, terutama yang akan dibuat kurban,” katanya.
Menurut Arief, penyakit yang biasa menyerang ternak itu yang sifatnya menular seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin diseses (LSD) yang disebabkan virus.
“Ada 12 Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) yang tersebar di sejumlah kecamatan di Banyuwangi. Itu yang saat ini kami instruksikan untuk terus mengecek kondisi ternak di wilayahnya masing-masing,” katanya.
Baca Juga: Nama Gus Makki Hilang dari Daftar Rekom Bacabup PKB, Gus Makki: Santai Saja, Kita Nikmati Proses Ini
Selain melakukan pengecekan pada hewan ternak, Arief mengaku juga memantau pergerakan hewan ternak yang berasal dari daerah luar Banyuwangi.
Itu dilakukan agar penyebaran penyakit menular dapat diantisipasi.
“Kami selalu menekankan surveilan ketat pada mobilitas hewan ternak yang berasal dari luar Banyuwangi. Sehingga, tidak ada kasus penyakit menular karena terinfeksi hewan ternak lain,” ujarnya.
Selain penyakit PMK dan LSD, Dispertan juga memantau penyakit kembung. Penyakit ini juga menjadi perhatian dari para peternak.
Baca Juga: Jelang Idul Adha Harga Ternak Anjlok, Bupati Ipuk Sebut Berkaitan dengan Pasar Sulit Dikendalikan
“Kambing juga bisa masuk angin atau kembung, terutama saat musim penghujan, karena lingkungan lebih dingin,” terang Nuryanto, 51, salah satu peternak asal Dusun Tojo Kidul, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu.
Gejala yang terjadi saat ternak mengalami kembung, itu perut kambing tampak lebih besar daripada biasanya. Kambing jantan tiba-tiba perunya buncit.
“Kalau seperti itu, pasti terkena penyakit kembung,” katanya.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Dispertan Banyuwangi Siapkan 200 Juleha Bersertifikat Halal: Ini Tugasnya







