Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Picu Malu BAB Sembarang

SOSIALISASI: Puskesmas Kelir memicu STBM kepada sekolah.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
SOSIALISASI: Puskesmas Kelir memicu STBM kepada sekolah.

KALIPURO-Puskesmas Kelir merupakan salah satu Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan yang berada di Kecamatan Kalipuro. Dipimpin Santoso, SKep Ners, Puskesmas Kelir didukung tenaga kesehatan dan administrasi berjumlah 20 orang.

Mereka terdiri dari 12 orang pegawai negeri sipil (PNS), tiga orang pegawai tidak tetap (PTT). Wilayah kerjanya meliputi empat desa, yakni Desa Kelir, Telemung, Pesucen, dan Desa Bulusari. Puskemas Kelir memiliki letak geografis di dataran tinggi.

Masyarakat di wilayahnya terdiri dari warga Banyuwangi Using dan suku Madura. Jumlah penduduknya sekitar 17.371 jiwa. Upaya-upaya telah dilakukan Kepala Puskesmas Kelir Santoso di antaranya, sosialisasi program inovasi Harga Pas dan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Anak TOKCer. Selain itu, refreshing kader Desa Siaga di Desa Bulusari dan Pesucen.

Pelatihan Kader Tiwisada di SDN/MI seluruh Desa Pesucen dan Bulusari. Ada lagi refreshing kader DDTK, serta pertemuan berkala Miliki Kelir Jelita, organisasi yang dibentuk masyarakat dalam rangka mendukung Program Puskesmas Kelir. Pertemuan Guru Pembina UKS SD/MI sewilayah kerja Puskemas Kelir.

Pemicuan STBM (sanitasi total bersumberdaya masyarakat) dengan sasaran masyarakat umum dan masyarakat sekolah. Prinsip STBM memicu masyarakat dengan meningkatkan rasa malu, rasa takut, rasa jijik, serta rasa berdosa bila buang air besar (BAB) sembarangan. Tujuan dari pemicuan STBM, yaitu masyarakat berperilaku sehat BAB di jamban.

Meski bentuk jamban yang paling sederhana, yaitu jamban cem- plung, namun feces atau tinjanya ditampung dan tertutup, sehingga lalat maupun serangga tidak bisa masuk. Hal itu mengurangi penularan penyakit lewat tinja. “Seperti diare, typus, hepatitis,dan lain-lain,” kata Santoso. Upaya-upaya mengubah perilaku masyarakat tampak sekali ada perubahan.

Salah satunya deklarasi masyarakat Desa Bulusari, pada 26 Mei 2012 lalu. Acara di Balai Desa Bulusari itu dihadiri Kepala Dinas Kesehatan yang diwakili Kabid PLPM S. Fadjar H, MKes, dan Camat Kalipuro Drs. Nurhadi, MSi. Hadir juga pengurus serta anggota BPD dan LKMD, kadus, ketua RW dan RT, tokoh agama serta masyarakat se Bulusari.

Pembacaan deklarasi dipimpin Camat. Saat ini, Desa Bulusari merupakan desa pertama di Kabupaten Banyuwangi yang sudah ODF (open defecation free). “Yaitu masyarakatnya sudah tidak BAB sembarangan,” tandas Santoso. Keberhasilan tersebut berkat upaya masyarakat bersama Pemerintahan Desa Bulusari, Puskemas Kelir, Pemerintahan Kecamatan Kalipuro, dan Dinas Kesehatan.

Termasuk dukungan mahasiswa Stikes dan instansi atau BUMN/swasta di Kalipuro. Pemkab juga memberi respons. Penghargaan sertii kat ODF diserahkan Bupati Abdullah Azwar Anas kepada Camat Kalipuro pada acara HUT Satuan Gerak PKK dan Bulan Bakti Gotong Royong di Singojuruh, 30 Mei 2012. “Desa Bulusari yang sudah ODF diharapkan bisa memacu desa/kelurahan lain,” imbuh Santoso. (radar)