Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Positif Akibat Gas Beracun

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MASIH UTUH: Pohon cemara di lereng Gu- nung Ijen beberapa waktu lalu.

BANYUWANGI – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan pohon cemara di lereng Gunung Ijen yang layu positif akibat gas beracun. Gas tersebut berasal dari kawah dan tertiup angin.

Ketua Tim Penyelidikan Gunung Ijen, Sofyan Primulyana mengatakan, pohon-pohon cemara di lereng Ijen itu tidak mungkin layu begitu saja, melainkan karena keracunan gas berkali-kali.

Jadi ada prosesnya. Cemaracemara itu layu karena terakumulasi racun sejak aktivitas vulkanik Gunung Ijen meningkat. “Jadi prosesnya lama, sejak Desember tahun 2011 lalu,” ujarnya kemarin (19/3).

Sofyan menambahkan, gas beracun tersebut mengandung asam sulfat dan karbondioksida sebagaimana komposisi kimia air kawah. Namun, gas beracun itu hanya menyerang cemara di radius dua kilometer dari kawah, dan tidak menyerang tanaman lain selain cemara.

Hal itu disebabkan pohon di sekelilingnya lebih rendah. “Bisa dilihat kondisi tanaman yang tumbuh di bawah pohon cemara, hingga kini masih hijau. Tidak terkena zat beracun,” jelasnya.

Selain itu, gas beracun yang menyebabkan pohon cemara itu layu hanya terkonsentrasi di radius 500 meter dari kawah. Sehingga, tidak sampai ke permukiman penduduk di lereng gunung. “Meskipun seperti itu, memberlakukan radius 1,5 kilometer dari kawah harus steril dari manusia masih tetap berlaku,” ujar Sofyan.

Sementara itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ijen, Bambang Heri Purwanto mengatakan, dari pengukuran suhu kawah pada 17 Maret 2011 lalu diketahui bahwa suhu permukaan kawah mencapai 45,1o Celcius. Pada 3 Maret lalu, suhu kawah hanya 28,8o Celcius. “Berarti ada peningkatan suhu permukaan kawah,” cetusnya.

Suhu kawah di kedalaman lima meter juga mengalami kenaikan, yakni dari 42,7o Celcius menjadi 44,7o Celcius. “Itu menunjukkan aktivitas Gunung Ijen semakin meningkat,” kata Heri. Terkait kegemparan, pada hari Minggu kemarin (18/3) gempa vulkanik-dalam Gunung Ijen mencapai 14 kali sehari, gempa vulkanik dangkal 29 kali sehari, dan terjadi 19 kali embusan. (radar)